Broken Home: Arti, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Broken home adalah istilah yang menggambarkan keluarga yang tidak utuh atau tidak harmonis. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris, yaitu "broken" yang berarti rusak dan "home" yang berarti rumah. Jadi, broken home dapat diartikan sebagai rumah yang rusak atau tidak harmonis.
Dalam konteks Indonesia, broken home sering dikaitkan dengan keluarga yang orang tuanya bercerai. Namun, broken home tidak hanya disebabkan oleh perceraian. Ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan broken home, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, atau kematian salah satu orang tua.
Penyebab Broken Home
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan broken home:
- Perceraian
Perceraian adalah faktor yang paling umum menyebabkan broken home. Perceraian dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perbedaan pendapat, perselingkuhan, atau kekerasan dalam rumah tangga.
- KDRT
KDRT adalah salah satu faktor penyebab broken home yang paling serius. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau emosional. KDRT dapat menyebabkan trauma dan ketakutan pada anggota keluarga, sehingga dapat mendorong terjadinya perceraian.
- Perselingkuhan
Perselingkuhan dapat menyebabkan keretakan hubungan suami istri, sehingga dapat mendorong terjadinya perceraian. Perselingkuhan dapat menimbulkan rasa cemburu, marah, dan sakit hati pada pasangan yang diselingkuhi.
- Kematian salah satu orang tua
Kematian salah satu orang tua juga dapat menyebabkan broken home. Kematian orang tua dapat menyebabkan kesedihan, trauma, dan rasa kehilangan pada anak-anak.
Dampak Broken Home
Broken home dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan anak, baik fisik, mental, maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampak broken home:
- Dampak fisik
Broken home dapat menyebabkan anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan, gangguan tidur, dan gangguan imun.
- Dampak mental
Broken home dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.
- Dampak sosial
Broken home dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial. Anak-anak yang berasal dari keluarga broken home lebih rentan mengalami bullying, perundungan, dan kenakalan remaja.
Cara Mengatasinya
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi broken home, antara lain:
- Mendukung anak
Anak-anak yang berasal dari keluarga broken home membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, terutama orang tua. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak-anaknya.
- Mencari bantuan profesional
Jika anak mengalami kesulitan dalam mengatasi dampak broken home, orang tua dapat mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
- Membangun kembali keluarga
Jika memungkinkan, orang tua dapat mencoba untuk membangun kembali keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki hubungan antara suami istri dan memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anak.
Broken home merupakan masalah yang kompleks dan dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab, dampak, dan cara mengatasi broken home.