Riba Dalam Agama Islam Adalah

Riba Dalam Agama Islam Adalah

Riba adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti kelebihan atau tambahan. Dalam konteks syariah Islam, riba diartikan sebagai tambahan yang disyaratkan dan diterima pemberi pinjaman sebagai imbalan dari peminjam utang.

Dalil pelarangan riba

Pelarangan riba telah disebutkan secara tegas dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 278-279, yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya." (Q.S. Al-Baqarah: 278-279)

Ayat tersebut menegaskan bahwa riba adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh Allah SWT. Selain itu, larangan riba juga disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an lainnya, seperti surat An-Nisa ayat 161, surat Ar-Rum ayat 39, dan surat Al-Hadid ayat 18.

Pengertian riba dalam Islam

Riba dalam Islam dibagi menjadi dua jenis, yaitu riba fadl dan riba nasi’ah.

  • Riba fadl adalah riba yang terjadi dalam transaksi jual beli, yaitu berupa kelebihan yang diberikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya tanpa ada kompensasi yang wajar. Misalnya, jual beli dua buah barang yang sejenis dengan harga yang tidak sama.

  • Riba nasi’ah adalah riba yang terjadi dalam transaksi pinjaman, yaitu berupa kelebihan yang disyaratkan oleh pemberi pinjaman kepada peminjam sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Misalnya, pinjaman uang dengan bunga.

Dampak riba

Riba memiliki dampak yang negatif bagi perekonomian dan masyarakat, yaitu:

  • Menyebabkan ketidakadilan. Riba memberikan keuntungan yang tidak adil bagi pemberi pinjaman, sedangkan peminjam justru dirugikan.
  • Menyebabkan kemiskinan. Riba dapat membuat orang yang berhutang semakin terjerat hutang dan akhirnya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Menyebabkan kerusakan ekonomi. Riba dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan ketimpangan ekonomi.

Cara menghindari riba

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari riba, yaitu:

  • Menghindari transaksi yang mengandung unsur riba. Misalnya, menghindari pinjaman uang dengan bunga dan jual beli dua buah barang yang sejenis dengan harga yang tidak sama.
  • Menabung dan berinvestasi di lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah menerapkan prinsip-prinsip syariah, termasuk dalam hal menghindari riba.
  • Mengedukasi masyarakat tentang bahaya riba. Edukasi tentang bahaya riba dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media massa, media sosial, dan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pertanyaan terkait riba

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan terkait riba yang dapat dibahas lebih lanjut:

  • Apa saja jenis-jenis riba?
  • Apa dampak riba bagi perekonomian dan masyarakat?
  • Bagaimana cara menghindari riba?
  • Apa saja solusi untuk mengatasi riba?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dibahas secara lebih mendalam dengan menggunakan berbagai sumber, seperti Al-Qur’an, hadis, dan literatur-literatur syariah lainnya.

Check Also

Apa arti dan makna dari kata Bravo?

Kata “bravo” adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Italia yang berarti “bagus” atau “hebat”. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *