Bangunan Masjid Yang Merupakan Hasil Akulturasi Memiliki Cari Ciri

Bangunan Masjid yang Merupakan Hasil Akulturasi Memiliki Ciri-Ciri yang Unik

Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam. Di Indonesia, masjid memiliki sejarah yang panjang dan telah mengalami akulturasi dengan kebudayaan setempat, yaitu kebudayaan Hindu-Buddha. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi:

  • Menara atau gapura

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya tidak memiliki menara. Namun, ada beberapa masjid yang memiliki menara atau gapura yang merupakan peninggalan dari kebudayaan Hindu-Buddha. Contohnya adalah menara Kudus yang merupakan bagian dari Masjid Menara Kudus.

  • Bentuk atap bersusun

Bentuk atap masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya berbentuk tumpang atau bersusun. Bentuk atap ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang melambangkan gunung sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Contohnya adalah atap Masjid Demak yang berbentuk tumpang tiga.

  • Warna merah dan kuning

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya menggunakan warna merah dan kuning. Warna-warna ini merupakan warna yang melambangkan keberanian dan kemuliaan dalam kebudayaan Hindu-Buddha. Contohnya adalah warna Masjid Cheng Ho yang dominan merah dan kuning.

Selain ciri-ciri di atas, ada beberapa ciri lain yang dapat ditemukan pada bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi, seperti:

  • Letak masjid di tengah kota

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya terletak di tengah kota. Hal ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang menjadikan kuil atau candi sebagai pusat kegiatan masyarakat.

  • Denah masjid berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya memiliki denah berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Bentuk denah ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang melambangkan keteraturan dan kesempurnaan.

  • Halaman masjid dikelilingi pagar tembok

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya memiliki halaman yang dikelilingi pagar tembok. Hal ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang menjadikan kuil atau candi sebagai tempat yang sakral dan harus dilindungi.

Ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi merupakan bukti bahwa Islamisasi di Indonesia tidak berlangsung secara sepihak, melainkan terjadi melalui proses akulturasi dengan kebudayaan setempat. Proses akulturasi ini menjadikan masjid sebagai tempat ibadah yang tidak hanya sesuai dengan ajaran Islam, tetapi juga sesuai dengan budaya masyarakat setempat.

10 Pertanyaan dan Penyelesaian yang Berkaitan dengan Ciri-Ciri Bangunan Masjid yang Merupakan Hasil Akulturasi

Berikut adalah 10 pertanyaan dan penyelesaian yang berkaitan dengan ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi:

1. Apa yang dimaksud dengan akulturasi?

Akulturasi adalah proses perpaduan dua atau lebih kebudayaan yang saling bertemu dan berinteraksi. Dalam konteks ini, akulturasi terjadi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan Hindu-Buddha.

2. Apa saja ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi?

Berikut adalah beberapa ciri-ciri bangunan masjid yang merupakan hasil akulturasi:

  • Menara atau gapura
  • Bentuk atap bersusun
  • Warna merah dan kuning
  • Letak masjid di tengah kota
  • Denah masjid berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang
  • Halaman masjid dikelilingi pagar tembok

3. Mengapa masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya tidak memiliki menara?

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya tidak memiliki menara karena menara merupakan salah satu ciri khas bangunan gereja. Pada masa awal penyebaran Islam di Indonesia, para penyebar agama Islam ingin menghindari kemiripan antara masjid dengan gereja agar tidak menimbulkan pertentangan dengan masyarakat setempat yang masih beragama Hindu-Buddha.

4. Mengapa bentuk atap masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya berbentuk tumpang?

Bentuk atap masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya berbentuk tumpang karena bentuk ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha yang melambangkan gunung sebagai tempat bersemayamnya para dewa.

5. Mengapa masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya menggunakan warna merah dan kuning?

Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia pada umumnya menggunakan warna merah dan kuning karena warna-warna ini merupakan warna yang melambangkan keberanian dan kemuliaan dalam kebudayaan Hindu-Buddha

Check Also

Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Bidang Ekonomi

Imperialisme dan kolonialisme merupakan dua istilah yang sering dikaitkan dengan penjajahan. Imperialisme adalah suatu kebijakan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *