Contoh Kontravensi

Contoh Kontravensi dalam Kehidupan Sehari-hari

Kontravensi adalah salah satu bentuk interaksi sosial disosiatif. Interaksi sosial disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan dan konflik. Kontravensi ditandai dengan gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.

Kontravensi dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, baik di lingkungan masyarakat, keluarga, maupun individu. Berikut ini adalah beberapa contoh kontravensi dalam kehidupan sehari-hari:

Contoh kontravensi di lingkungan masyarakat

  • Seseorang menyebarkan fitnah buruk tentang tetangganya yang baru saja membeli rumah mewah. Hal ini dilakukan karena ia iri dengan kesuksesan tetangganya tersebut.
  • Sekelompok masyarakat melakukan aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik yang dianggap akan merusak lingkungan.
  • Sebuah partai politik menyebarkan kampanye hitam terhadap partai politik lain menjelang pemilihan umum.

Contoh kontravensi di lingkungan keluarga

  • Seorang anak sering kali menentang perintah orang tuanya tanpa alasan yang jelas. Hal ini karena ia merasa tidak puas dengan otoritas orang tuanya.
  • Suami dan istri sering kali saling bertengkar karena perbedaan pendapat.
  • Saudara kandung sering kali saling bersaing untuk mendapatkan perhatian orang tua.

Contoh kontravensi di lingkungan individu

  • Seorang siswa sering kali menyontek dalam ujian karena ia merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya.
  • Seorang karyawan sering kali mengeluh tentang pekerjaannya karena ia merasa tidak puas dengan gajinya.
  • Seorang remaja sering kali merasa iri dengan teman-temannya yang lebih sukses.

Kontravensi dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak positif kontravensi adalah dapat menjadi sarana untuk menyelesaikan konflik secara damai. Dengan adanya kontravensi, pihak-pihak yang terlibat konflik dapat saling mengungkapkan ketidakpuasannya secara tidak langsung. Hal ini dapat membantu mereka untuk memahami sudut pandang masing-masing dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.

Namun, kontravensi juga dapat berdampak negatif. Dampak negatif kontravensi adalah dapat memperburuk konflik dan mengarah pada perpecahan. Hal ini dapat terjadi jika kontravensi tidak dikelola dengan baik.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengelola kontravensi agar tidak berdampak negatif:

  • Komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat membantu pihak-pihak yang terlibat kontravensi untuk saling memahami dan menyelesaikan konflik secara damai.
  • Keterbukaan. Keterbukaan dapat membantu pihak-pihak yang terlibat kontravensi untuk mengungkapkan ketidakpuasannya secara jujur.
  • Toleransi. Toleransi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat kontravensi untuk menerima perbedaan pendapat dan sudut pandang.

Dengan mengelola kontravensi dengan baik, kita dapat mencegah terjadinya perpecahan dan konflik.

Check Also

Uji Kompetensi Hal 155 Seni Budaya Kelas 8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *