Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Pernah denger istilah “mad” saat belajar baca Qur’an? Nah, ini dia salah satu jenisnya: Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi. Namanya mungkin panjang dan bikin bingung, tapi sebenarnya nggak seseram itu, kok. Yuk, kita bongkar bareng biar ngerti!

Mad sendiri artinya “panjang”, berkaitan dengan cara baca huruf hijaiyah yang dipanjangkan suaranya. Nah, mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ini termasuk kategori mad far’i, alias bacaan panjang yang muncul karena ada aturan khusus, bukan karena sifat asli hurufnya.

“Lazim” artinya wajib dibaca panjang, “mukhaffaf” artinya dibaca ringan, nggak usah ditekan atau diguncung, dan “kilmi” artinya “kata”. Jadi, intinya, Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah bacaan panjang dan ringan yang wajib ada dalam kata tertentu.

Gimana ngenalin si unik ini? Coba cari huruf mad (alif, wa, atau ya) yang bertemu dengan sukun (tanda baca di atas huruf) dalam satu kata. Tapi ingat, bukan sembarang sukun, lho! Harusnya sukun asli, bukan dibikin aturan tajwid tertentu. Kalau udah nemu, berarti itu dia Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi!

Contohnya ada di Surat Yunus ayat 51 dan 91, yaitu kata “al-āna” (artinya sekarang). Huruf alif di situ ketemu sukun asli, dan dibaca panjang 6 harakat (setara 3 alif) dengan suara ringan. Bayangin kamu bilang “aaa-laaa-naa…” tapi nggak berat atau bergetar.

Tentu saja! Mari kita lihat lebih dekat dua contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi yang ada di Al-Qur’an, yaitu kata “الآنَ” (al-āna).

Contoh 1: Surat Yunus ayat 51

وَلَوْ شِئْنَا لآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدًىٰ وَلٰكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي أَنِّي لَأَمْلأُ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنِّ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Artinya: Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami berikan petunjuk kepada setiap orang. Tetapi telah pastilah firman-Ku: “Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia semuanya”.

Dalam ayat ini, kata “الآنَ” berada di bagian tengah kalimat, setelah kata “لَوْ شِئْنَا” (lau syi’nā) dan sebelum kata “لَأَمْلأُ” (la’amla-un). Huruf alif (ال) di dalamnya bertemu dengan sukun asli pada huruf nun (ن), sehingga memenuhi kriteria Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi.

Contoh 2: Surat Yunus ayat 91

فَقَالُوا اْدْعُ اللَّهَ رَبَّكَ لِيُوْضِحْ لَنَا كَيْفَ هِيَةُ اْلآنَ قَدْ كُنْتُمْ تَشُكُّونَ فِيهَا

Artinya: Maka mereka berkata, “Mohonlah kepada Tuhanmu, Rabbmu, supaya Dia menjelaskan kepada kami bagaimana sebenarnya keadaan kekeringan itu. Sesungguhnya dahulu kami benar-benar ragu mengenainya”.

Di ayat ini, kata “الآنَ” muncul di akhir kalimat, setelah kata “كَيْفَ هِيَةُ” (kayfa hiya). Sekali lagi, huruf alif (ال) bertemu dengan sukun asli pada huruf nun (ن), sehingga berlaku hukum Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi.

Dalam kedua contoh di atas, cara membaca “الآنَ” adalah dengan memanjangkan suara pada huruf alif selama 6 harakat, namun tetap diucapkan secara ringan dan tidak ditekan. Bayangkan seperti mengatakan “aaaa-laaa-naa” pelan dan lembut.

Nah, ngerti kan sekarang sama si Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi? Meskipun cuma dua kata, keberadaannya nunjukin betapa kaya dan detailnya ilmu tajwid. Dengan mempelajarinya, kita bisa baca Qur’an dengan lebih baik dan sesuai.

Yuk, semangat terus belajar ilmu tajwid biar bacaan Qur’an kita makin keren! Jangan lupa praktik biar makin lancar, ya.

Check Also

Uji Kompetensi Hal 155 Seni Budaya Kelas 8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *