Mobilitas Horizontal: Pengertian, Contoh, dan Faktor Penyebab
Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial individu atau kelompok dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya. Mobilitas sosial dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.
Mobilitas horizontal adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat. Dengan kata lain, mobilitas horizontal tidak melibatkan perubahan status sosial, baik ke posisi yang lebih tinggi maupun lebih rendah.
Contoh mobilitas horizontal antara lain:
- Perubahan kewarganegaraan. Misalnya, seorang warga negara Inggris yang kemudian mendaftar sebagai warga negara Indonesia.
- Perpindahan tempat tinggal. Misalnya, seorang petani yang pindah dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan.
- Perubahan profesi. Misalnya, seorang guru yang pindah menjadi dosen.
- Perubahan dalam karier. Misalnya, seorang pengacara yang pindah dari bidang litigasi ke bidang korporasi.
- Pindah divisi dalam perusahaan. Misalnya, seorang karyawan yang pindah dari divisi penjualan ke divisi pemasaran.
Faktor penyebab mobilitas horizontal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu atau kelompok itu sendiri. Faktor internal yang dapat menyebabkan mobilitas horizontal antara lain:
- Keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup. Misalnya, seorang petani yang pindah ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
- Keinginan untuk mengembangkan diri. Misalnya, seorang guru yang pindah menjadi dosen untuk mengembangkan kariernya.
- Keinginan untuk mengejar cita-cita. Misalnya, seorang anak muda yang pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu atau kelompok. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan mobilitas horizontal antara lain:
- Kebijakan pemerintah. Misalnya, kebijakan transmigrasi yang mendorong penduduk desa untuk pindah ke kota.
- Perubahan ekonomi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang mendorong masyarakat untuk mencari pekerjaan di kota.
- Perubahan sosial. Misalnya, perubahan nilai-nilai masyarakat yang mendorong individu untuk mengejar cita-citanya.
Mobilitas horizontal dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak positif mobilitas horizontal antara lain:
- Meningkatkan kualitas hidup. Mobilitas horizontal dapat meningkatkan kualitas hidup individu atau kelompok, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya.
- Meningkatkan kreativitas dan inovasi. Mobilitas horizontal dapat mendorong individu atau kelompok untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya.
- Meningkatkan kemajemukan. Mobilitas horizontal dapat meningkatkan kemajemukan masyarakat, baik dari segi budaya maupun agama.
Dampak negatif mobilitas horizontal antara lain:
- Meningkatkan kesenjangan sosial. Mobilitas horizontal dapat meningkatkan kesenjangan sosial, terutama jika mobilitas horizontal hanya terjadi pada kelompok tertentu.
- Menyebabkan disintegrasi sosial. Mobilitas horizontal dapat menyebabkan disintegrasi sosial, terutama jika mobilitas horizontal tidak disertai dengan upaya untuk menjaga nilai-nilai sosial yang ada.
Oleh karena itu, mobilitas horizontal perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pengelolaan mobilitas horizontal dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
- Peningkatan pendidikan dan pelatihan. Peningkatan pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan individu atau kelompok untuk bersaing di pasar kerja.
- Pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.
- Peningkatan kesetaraan. Peningkatan kesetaraan dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan peluang yang lebih luas bagi semua individu atau kelompok.