Latief Hendraningrat

Latief Hendraningrat: Sang Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945

Latief Hendraningrat adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu dari dua orang pengibar bendera Sang Saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari 1911 dari pasangan Raden Mas Mochamad Said Hendraningrat dan Raden Ajeng Haerani. Ayahnya adalah seorang demang atau wedana di wilayah Jatinegara yang berdarah ningrat Jawa.

Latief Hendraningrat menempuh pendidikan di sekolah dasar Belanda (ELS) di Jatinegara dan kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas (AMS) di Bandung. Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan pendidikannya di Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Batavia), yang sekarang dikenal sebagai Universitas Indonesia.

Pada tahun 1943, Latief Hendraningrat mengikuti pendidikan militer di Sekolah Bintara PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor. Setelah lulus, ia ditugaskan di Batalyon 1 Resimen 7 PETA di Jakarta. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Latief Hendraningrat menghadiri rapat rahasia yang dipimpin oleh Sukarno dan Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56. Dalam rapat tersebut, Sukarno dan Hatta mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat ditunjuk oleh Sukarno untuk memimpin pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ia didampingi oleh Soehoed Sastro Koesoemo, seorang pemuda dari Barisan Pelopor. Bendera tersebut dikibarkan pukul 10.00 WIB, tepat setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan.

Pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh Latief Hendraningrat merupakan peristiwa bersejarah yang menjadi simbol kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut juga menjadi bukti perjuangan Latief Hendraningrat dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Setelah kemerdekaan, Latief Hendraningrat melanjutkan karier militernya di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia pernah menjabat sebagai Komandan Resimen 14 Divisi III/Siliwangi, Komandan Brigade 29/Kostrad, dan Komandan Korem 072/Pamungkas. Ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1965-1966.

Latief Hendraningrat meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1983 pada usia 72 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Pengabdian Latief Hendraningrat

Latief Hendraningrat adalah seorang pejuang yang memiliki dedikasi tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Ia telah berjuang sejak masa penjajahan Jepang hingga masa kemerdekaan. Perjuangannya tidak hanya terbatas pada bidang militer, tetapi juga di bidang politik dan pemerintahan.

Pengabdian Latief Hendraningrat kepada bangsa dan negaranya telah diakui oleh pemerintah Indonesia. Ia telah dianugerahi berbagai penghargaan, antara lain:

  • Bintang Mahaputera Adipradana (1972)
  • Bintang Gerilya (1961)
  • Satya Lencana Kemerdekaan I (1961)
  • Satya Lencana Kemerdekaan II (1961)
  • Satya Lencana Gerilya (1961)

Kesimpulan

Latief Hendraningrat adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berjasa besar dalam meraih kemerdekaan. Ia adalah sosok yang memiliki semangat juang tinggi dan dedikasi yang kuat terhadap bangsa dan negaranya. Perjuangannya akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia.

Check Also

Kunci Jawaban Buku Detik Detik Kelas 6 2020 Ipa Halaman 192

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *