Shiki Fujin: Teknik Penyegelan Terlarang dari Klan Uzumaki
Shiki Fujin adalah salah satu teknik terlarang dalam serial anime Naruto. Teknik ini diciptakan pertama kali oleh klan Uzumaki, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa menggunakannya.
Shiki Fujin adalah teknik penyegelan yang dapat memindahkan jiwa seseorang ke alam dan objek lain. Untuk menggunakan teknik ini, pengguna harus memiliki topeng Shiki Fujin, yang merupakan artefak kuno milik klan Uzumaki.
Saat pengguna menggunakan topeng Shiki Fujin, mereka akan memanggil Shinigami, dewa kematian dalam mitologi Jepang. Shinigami akan meminta pengguna untuk menyerahkan jiwanya sebagai ganti jiwa yang ingin mereka segel.
Setelah pengguna menyetujui permintaan Shinigami, Shinigami akan menyegel jiwa target ke dalam objek yang telah ditentukan. Objek tersebut dapat berupa benda mati, makhluk hidup, atau bahkan manusia lain.
Shiki Fujin adalah teknik yang sangat kuat, tetapi juga sangat berbahaya. Jika pengguna tidak berhati-hati, mereka bisa kehilangan jiwa mereka sendiri.
Fakta-Fakta Menarik tentang Shiki Fujin
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Shiki Fujin:
- Shiki Fujin adalah teknik terlarang yang sangat dijaga kerahasiaannya. Bahkan Orochimaru, salah satu shinobi terkuat di dunia, tidak mengetahui tentang teknik ini sampai dia melihatnya digunakan oleh Hiruzen Sarutobi.
- Shiki Fujin hanya bisa digunakan oleh orang-orang yang memiliki chakra yang sangat kuat. Chakra yang kuat diperlukan untuk memanggil Shinigami dan menyegel jiwa target.
- Shiki Fujin dapat digunakan untuk menyegel makhluk apa pun, termasuk bijuu. Minato Namikaze menggunakan Shiki Fujin untuk menyegel Kurama, rubah berekor sembilan, ke dalam tubuh putranya, Naruto.
Pengguna Shiki Fujin
Berikut adalah beberapa pengguna Shiki Fujin yang muncul dalam serial Naruto:
- Minato Namikaze
- Hiruzen Sarutobi
- Orochimaru
- Tobirama Senju
- Hashirama Senju
Kesimpulan
Shiki Fujin adalah teknik yang sangat kuat dan berbahaya. Teknik ini hanya boleh digunakan oleh orang-orang yang benar-benar memahami konsekuensinya.