Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Demokrasi Parlementer
Demokrasi parlementer merupakan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia sejak 1950 hingga 1959. Pada masa ini, kehidupan sosial masyarakat Indonesia mengalami sejumlah perubahan, baik positif maupun negatif.
Perubahan Positif
Salah satu perubahan positif yang terjadi pada masa demokrasi parlementer adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah anak sekolah, baik di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah tinggi. Pada tahun 1955, jumlah anak sekolah dasar mencapai 10 juta orang, jumlah anak sekolah menengah mencapai 2 juta orang, dan jumlah mahasiswa mencapai 100 ribu orang.
Perubahan positif lainnya adalah berkembangnya kebudayaan nasional. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya karya seni dan sastra yang dihasilkan oleh para seniman dan sastrawan Indonesia. Pada masa ini, lahirlah sejumlah karya seni dan sastra yang terkenal, seperti film "Bengawan Solo" (1954), novel "Tiga Dara" (1951) karya Usmar Ismail, dan puisi "Aku" karya Chairil Anwar.
Perubahan Negatif
Selain perubahan positif, kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa demokrasi parlementer juga mengalami sejumlah perubahan negatif. Salah satu perubahan negatif yang paling menonjol adalah meningkatnya konflik sosial. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan antargolongan masyarakat, terutama antara golongan agama, golongan etnis, dan golongan politik.
Perubahan negatif lainnya adalah meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perang saudara di berbagai daerah, blokade ekonomi oleh Belanda, dan korupsi yang merajalela di pemerintahan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Masyarakat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa demokrasi parlementer, antara lain:
- Sistem pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan parlementer memberikan kekuasaan yang besar kepada parlemen. Hal ini menyebabkan pemerintah sering berganti, sehingga menghambat pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
- Kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia pada masa demokrasi parlementer masih belum stabil. Hal ini disebabkan oleh perang saudara, blokade ekonomi, dan korupsi.
- Kondisi sosial. Masyarakat Indonesia pada masa demokrasi parlementer masih belum homogen. Hal ini disebabkan oleh perbedaan agama, etnis, dan golongan politik.
Kesimpulan
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa demokrasi parlementer mengalami sejumlah perubahan, baik positif maupun negatif. Perubahan positif yang terjadi antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan berkembangnya kebudayaan nasional. Sementara itu, perubahan negatif yang terjadi antara lain meningkatnya konflik sosial, meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.