Kurenai YÅ«hi: Penyair Wanita Jepang Abad ke-10

Kurenai YÅ«hi (978-1016) adalah seorang penyair wanita Jepang yang hidup pada abad ke-10. Ia lahir di Provinsi Mikawa, dan merupakan putri dari seorang pejabat tinggi kerajaan. Kurenai YÅ«hi adalah salah satu penyair wanita paling terkenal dalam sejarah sastra Jepang, dan karya-karyanya sering dikutip dalam puisi, prosa, dan drama.

Kurenai YÅ«hi mulai menulis puisi pada usia muda, dan karya-karyanya segera menarik perhatian para penyair dan kritikus terkemuka. Ia sering menulis tentang tema-tema cinta, kesedihan, dan keindahan alam. Puisi-puisinya yang paling terkenal antara lain “Hito Hana wa” (Bunga Manusia), “Kurenai ni” (Di Atas Bunga Kunyit), dan “Midaregami” (Rambut Terurai).

Kurenai YÅ«hi menikah dengan seorang penyair pria bernama Ariwara no Narihira, tetapi pernikahan mereka tidak bahagia. Narihira sering berselingkuh, dan Kurenai YÅ«hi akhirnya bercerai dengannya. Setelah perceraian, Kurenai YÅ«hi semakin tenggelam dalam kesedihan dan penderitaan. Ia sering menulis puisi tentang keputusasaan dan kesepiannya.

Kurenai YÅ«hi meninggal pada usia 38 tahun. Ia meninggalkan warisan sastra yang sangat berharga bagi bangsa Jepang. Karya-karyanya masih dibaca dan dinikmati hingga saat ini, dan ia dianggap sebagai salah satu penyair wanita paling penting dalam sejarah sastra Jepang.

Karya-karya Kurenai YÅ«hi

Kurenai YÅ«hi menulis berbagai macam puisi, termasuk tanka, waka, dan haiku. Puisi-puisinya sering menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung, tetapi tetap mengandung makna yang mendalam. Berikut adalah beberapa contoh karya Kurenai YÅ«hi:

  • Hito Hana wa (Bunga Manusia)

Hito hana wa
Mizukara tani ni
Motomekimase
Wakasa no yuki ni
Tae’n kurenai

Bunga manusia
Tak perlu kau ajak
Ke lembah
Di tengah salju
Bunga kunyit yang abadi

Puisi ini menggambarkan kesedihan dan keputusasaan Kurenai YÅ«hi atas perceraian dengan suaminya. Ia merasa seperti bunga kunyit yang abadi, tetapi tidak lagi memiliki tempat di dunia.

  • Kurenai ni (Di Atas Bunga Kunyit)

Kurenai ni
Niou wa izura
Michi no shirushi ni
Yuku hito no kage
Kaki mo sezu

Di atas bunga kunyit
Di manakah sang raja?
Seperti bayangan orang yang
Melintas di jalan
Tanpa meninggalkan jejak

Puisi ini menggambarkan kekaguman Kurenai YÅ«hi pada sosok suaminya, Narihira. Ia menganggap Narihira sebagai sosok yang misterius dan tak terduga, seperti bayangan yang melintas di jalan tanpa meninggalkan jejak.

  • Midaregami (Rambut Terurai)

Midaregami no
Oto ni shizumeru
Haru no hi no
Utsusemi no kage
Uki ni nagareru

Rambut terurai
Yang bergemerincing
Di bawah sinar matahari musim semi
Seperti bayangan kupu-kupu
Yang mengalir di udara

Puisi ini menggambarkan keindahan dan keanggunan alam musim semi. Kurenai YÅ«hi membandingkan rambut terurai dengan bayangan kupu-kupu yang mengalir di udara.

Kesimpulan

Kurenai YÅ«hi adalah seorang penyair wanita Jepang yang berbakat dan produktif. Karya-karyanya sering menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung, tetapi tetap mengandung makna yang mendalam. Kurenai YÅ«hi dianggap sebagai salah satu penyair wanita paling penting dalam sejarah sastra Jepang.

Check Also

Pertandingan Indonesia vs Thailand SEA Games 2023: Adu Kekuatan Tim Unggulan Asia Tenggara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *