Niat Tarawih yang Benar, Keutamaan, dan Hukum Mengerjakannya

Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, dan dapat menjadi pahala yang besar bagi umat Islam yang mengerjakannya. Sebelum mengerjakan Shalat Tarawih, dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu.

Niat dalam Shalat Tarawih sangat penting, karena niat merupakan syarat sahnya sebuah ibadah. Niat harus diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat, dan harus ditujukan untuk melaksanakan Shalat Tarawih. Niat Shalat Tarawih yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

Setelah membaca niat, Shalat Tarawih dapat dimulai dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya. Jumlah rakaat Shalat Tarawih adalah 8 rakaat, dan dapat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Setelah selesai melaksanakan Shalat Tarawih, dianjurkan untuk membaca doa penutup.

niat tarawih

Niat Tarawih yang Benar:

  • Niat dalam hati
  • Ditujukan untuk Tarawih
  • Baca sebelum shalat
  • Niat sesuai sunnah
  • Mendapat pahala besar
  • Sah ibadah shalat
  • Syarat sah shalat

Dengan membaca niat yang benar, Tarawih menjadi ibadah yang sah dan bernilai pahala besar.

Niat dalam hati

Niat dalam hati merupakan salah satu syarat sahnya shalat, termasuk Shalat Tarawih. Niat harus diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat, dan harus ditujukan untuk melaksanakan Shalat Tarawih.

Niat dalam hati tidak perlu diucapkan dengan lisan, cukup diucapkan dalam hati saja. Namun, dianjurkan untuk membaca niat dengan suara pelan, agar lebih mantap dan tidak lupa.

Niat Shalat Tarawih yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

“Ushalli sunnatal tarāwih rak’ataini lillāhi ta’ālā.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah SWT.”

Jika ingin mengerjakan Shalat Tarawih lebih dari dua rakaat, maka niatnya ditambah dengan jumlah rakaat yang ingin dikerjakan. Misalnya, jika ingin mengerjakan Shalat Tarawih delapan rakaat, maka niatnya menjadi:

“Ushalli sunnatal tarāwih tsamāniya rak’ātin lillāhi ta’ālā.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah Tarawih delapan rakaat karena Allah SWT.”

Ditujukan untuk Tarawih

Niat Shalat Tarawih harus ditujukan untuk melaksanakan Shalat Tarawih, tidak boleh untuk shalat lainnya. Hal ini karena Shalat Tarawih memiliki tata cara dan ketentuan yang berbeda dengan shalat lainnya.

Jika seseorang mengerjakan shalat sunnah di malam hari, tetapi tidak diniatkan untuk Shalat Tarawih, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai Shalat Tarawih. Misalnya, jika seseorang mengerjakan shalat sunnah delapan rakaat di malam hari, tetapi diniatkan untuk Shalat Tahajud, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai Shalat Tarawih.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membaca niat Shalat Tarawih dengan benar dan jelas, agar shalat yang dikerjakan dianggap sah dan bernilai pahala sebagai Shalat Tarawih.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan agar niat Shalat Tarawih ditujukan dengan benar:

  • Niatkan untuk melaksanakan Shalat Tarawih sebelum memulai shalat.
  • Baca niat dengan suara pelan atau dalam hati.
  • Pastikan niat ditujukan untuk Shalat Tarawih, bukan untuk shalat lainnya.
  • Jika ragu-ragu, sebaiknya baca niat Shalat Tarawih dengan jelas dan tegas.

Dengan membaca niat yang benar dan jelas, Shalat Tarawih yang dikerjakan akan dianggap sah dan bernilai pahala yang besar.

Baca sebelum shalat

Niat Shalat Tarawih harus dibaca sebelum memulai shalat. Hal ini karena niat merupakan syarat sahnya shalat.

  • Niat dibaca dalam hati

    Niat Shalat Tarawih tidak perlu diucapkan dengan lisan, cukup diucapkan dalam hati saja. Namun, dianjurkan untuk membaca niat dengan suara pelan, agar lebih mantap dan tidak lupa.

  • Baca niat dengan jelas

    Niat Shalat Tarawih harus dibaca dengan jelas dan tegas, agar tidak ragu-ragu. Jika ragu-ragu, sebaiknya baca niat Shalat Tarawih dengan jelas dan tegas.

  • Baca niat sebelum takbiratul ihram

    Niat Shalat Tarawih harus dibaca sebelum takbiratul ihram. Takbiratul ihram adalah bacaan “Allahu Akbar” yang diucapkan pada awal shalat. Jika niat dibaca setelah takbiratul ihram, maka shalat tidak dianggap sah.

  • Baca niat dengan tenang dan khusyuk

    Niat Shalat Tarawih harus dibaca dengan tenang dan khusyuk. Jangan terburu-buru dan jangan sambil bercanda. Niat yang tenang dan khusyuk akan membuat shalat lebih bermakna dan berpahala.

Dengan membaca niat Shalat Tarawih dengan benar dan tepat waktu, shalat yang dikerjakan akan dianggap sah dan bernilai pahala yang besar.

Niat sesuai sunnah

Niat Shalat Tarawih harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Niat yang sesuai dengan sunnah adalah niat yang dibaca dalam hati, jelas dan tegas, dibaca sebelum takbiratul ihram, dan dibaca dengan tenang dan khusyuk.

  • Baca niat dengan lafaz yang benar

    Niat Shalat Tarawih harus dibaca dengan lafaz yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Lafaz niat yang benar adalah: “Ushalli sunnatal tarāwih rak’ataini lillāhi ta’ālā.” (Saya niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah SWT.)

  • Baca niat dengan suara pelan

    Niat Shalat Tarawih dianjurkan untuk dibaca dengan suara pelan, agar tidak mengganggu jamaah lainnya. Namun, jika ragu-ragu, sebaiknya baca niat dengan suara yang jelas dan tegas.

  • Jangan mengubah-ubah lafaz niat

    Niat Shalat Tarawih tidak boleh diubah-ubah lafaznya. Baca niat dengan lafaz yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

  • Niatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW

    Niat Shalat Tarawih harus diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Jangan diniatkan untuk tujuan lainnya, seperti riya’ atau pamer.

Dengan membaca niat Shalat Tarawih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, shalat yang dikerjakan akan lebih bermakna dan berpahala.

Mendapat pahala besar

Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah dapat mendatangkan pahala yang besar.

  • Pahala seperti shalat wajib

    Shalat Tarawih yang dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW akan mendapatkan pahala seperti shalat wajib. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam (Tarawih) di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Pahala seperti itikaf

    Shalat Tarawih yang dikerjakan di masjid secara berjamaah akan mendapatkan pahala seperti itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah selama beberapa hari. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan shalat, sambil berharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Pahala seperti haji dan umrah

    Shalat Tarawih yang dikerjakan dengan khusyuk dan tawadhu akan mendapatkan pahala seperti haji dan umrah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Tarawih di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka ia akan keluar dari dosanya seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

  • Pahala dilipatgandakan

    Pahala Shalat Tarawih akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Tarawih di bulan Ramadan, maka Allah akan menulis untuknya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat wajib selama setahun.” (HR. Ibnu Majah)

Demikianlah beberapa keutamaan Shalat Tarawih yang dapat mendatangkan pahala yang besar. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sehingga kita dapat meraih pahala yang besar dari Allah SWT.

Sah ibadah shalat

Niat merupakan salah satu syarat sahnya shalat, termasuk Shalat Tarawih. Jika seseorang mengerjakan Shalat Tarawih tanpa membaca niat, maka shalatnya tidak dianggap sah dan tidak berpahala.

  • Niat membedakan shalat sunnah dan wajib

    Niat berfungsi untuk membedakan antara shalat sunnah dan shalat wajib. Jika seseorang mengerjakan shalat tanpa membaca niat, maka shalatnya dianggap sebagai shalat sunnah. Hal ini karena shalat wajib harus diniatkan terlebih dahulu sebelum dikerjakan.

  • Niat menentukan jenis shalat

    Niat juga berfungsi untuk menentukan jenis shalat yang dikerjakan. Misalnya, jika seseorang mengerjakan shalat tanpa membaca niat, maka shalatnya dianggap sebagai shalat Subuh. Hal ini karena shalat Subuh adalah shalat wajib pertama yang dikerjakan pada hari itu.

  • Niat menentukan jumlah rakaat

    Niat juga berfungsi untuk menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan. Misalnya, jika seseorang mengerjakan shalat tanpa membaca niat, maka shalatnya dianggap sebagai shalat dua rakaat. Hal ini karena shalat dua rakaat adalah jumlah rakaat minimal untuk shalat sunnah.

  • Niat harus sesuai dengan perbuatan

    Niat harus sesuai dengan perbuatan. Jika seseorang membaca niat shalat empat rakaat, tetapi hanya mengerjakan shalat dua rakaat, maka shalatnya tidak dianggap sah. Hal ini karena niat harus sesuai dengan perbuatan.

Demikianlah beberapa penjelasan tentang pentingnya niat dalam Shalat Tarawih. Semoga kita semua dapat memahami dan melaksanakan Shalat Tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sehingga shalat kita menjadi sah dan berpahala.

Syarat sah shalat

Niat merupakan salah satu syarat sahnya shalat, termasuk Shalat Tarawih. Jika seseorang mengerjakan Shalat Tarawih tanpa membaca niat, maka shalatnya tidak dianggap sah dan tidak berpahala.

Selain niat, ada beberapa syarat sah shalat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Suci dari hadas besar dan hadas kecil

    Sebelum mengerjakan shalat, seseorang harus suci dari hadas besar (junub) dan hadas kecil (hadats). Hadas besar dapat dihilangkan dengan mandi wajib, sedangkan hadas kecil dapat dihilangkan dengan berwudhu.

  2. Menutup aurat

    Seseorang yang akan mengerjakan shalat harus menutup auratnya. Aurat laki-laki adalah mulai dari pusar hingga lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

  3. Menghadap kiblat

    Seseorang yang akan mengerjakan shalat harus menghadap kiblat. Kiblat adalah arah Ka’bah di Mekkah. Jika seseorang tidak mengetahui arah kiblat, maka ia dapat bertanya kepada orang yang lebih tahu atau melihat tanda-tanda kiblat yang ada di masjid.

  4. Berdiri jika mampu

    Seseorang yang akan mengerjakan shalat harus berdiri jika mampu. Jika seseorang tidak mampu berdiri, maka ia dapat duduk, berbaring, atau bahkan mengerjakan shalat dengan isyarat.

  5. Membaca niat

    Niat merupakan syarat sah shalat yang terakhir. Niat harus dibaca dalam hati sebelum memulai shalat. Niat Shalat Tarawih yang benar adalah: “Ushalli sunnatal tarāwih rak’ataini lillāhi ta’ālā.” (Saya niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah SWT.)

Jika seseorang memenuhi semua syarat sah shalat, maka shalatnya dianggap sah dan berpahala. Semoga kita semua dapat memahami dan melaksanakan Shalat Tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sehingga shalat kita menjadi sah dan berpahala.

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *