Contoh Bacaan Ghunnah

Ghunnah: Dengungan Merdu Al-Qur’an

Pernah denger suara dengung-dengung gitu pas baca Al-Qur’an? Itu dia yang disebut bacaan ghunnah! Tenang, bukan hantu atau jin kok, hehe. Ghunnah ini justru bacaan penting dalam tajwid yang bikin lantunan ayat suci Al-Qur’an makin syahdu.

Secara gampangan, ghunnah itu bunyi dengung yang keluar lewat hidung. Mirip banget sama huruf “m” atau “n” biasa, tapi bedanya dia lebih panjang dan nendang gitu. Kayak lagi senandung pelan sambil baca Al-Qur’an.

Ada dua huruf utama yang wajib dibaca ghunnah, yaitu:

  • Mim tasydid (مّ): huruf mim yang diulang (ditasydidkan), kaya di kata “hamdu” (الحمد). Suara dengungnya kira-kira sama kaya baca “ham-mmmu”.
  • Nun tasydid (نّ): huruf nun yang diulang (ditasydidkan), kaya di kata “innā” (إنّا). Suara dengungnya mirip baca “in-nnna”.
    Tapi, ghunnah nggak cuma buat mereka doang. Ada situasi lain juga yang mengharuskan kita baca ghunnah, yaitu:
  • Idgham Bigunnah: kalau huruf nun sukun (نْ) bertemu sama mim, kedua huruf itu dibaca mim dan didengungkan. Contohnya di kata “man ‘alima” (منْ عَلِمَ).
  • Iqlab dan Ikhfa Haqiqi: bacaan nun sukun (نْ) yang berubah jadi mim atau ngehilang sama sekali, tapi dengungannya masih ada. Contohnya di kata “fa’lamma” (فَأَعْلَمَ).

Contoh Bacaan Ghunnah

Berikut adalah beberapa contoh bacaan ghunnah dalam Al-Qur’an:

  • Mim tasydid:
    • الْحَمْدُ لِلَّهِ (Al-Hamdu Lillahi)
    • إِنَّ اللَّهَ رَحِيمٌ (Innallāha Raḥīm)
    • إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ (Innā Arsalnāka Bil-Ḥaqqi)
  • Nun tasydid:
    • إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ (Innā Nahnu Nazzalna Dzikra)
    • وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ (Wa Laqad Ātainā Mūsa Al-Kitāb)
    • وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ (Wa Mā Nursilu Al-Mursalīna Illā Mubashshirīna Wa Munżirīn)
  • Idgham Bigunnah:
    • مَنْ عَلِمَ (Man ‘Alima)
    • فَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ (Fa’idzā Massakum Ad-Durru)
    • وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ (Wa Laqad Arsalnā Ila Umamin Min Qablaka)
  • Iqlab:
    • فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ (Fa Anjāināhu Wa Ashḥāb As-Safīnati)
    • وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا (Wa Lammā An Jā’at Rusulunā Luṭā)
    • وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ (Wa Laqad Arsalnā Nūḥan Ila Qawmīhi)
  • Ikhfa Haqiqi:
    • فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا (Fa Lammā Jā’a Amrunā)
    • وَأَنَّهُ كَانَ رَجُلًا مُكْرَمًا (Wa ‘Annahu Kāna Rajulan Mukarramā)
    • وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ (Wa Lā Taḥsabannallāha Ghafīlan ‘Ammā Ya’malu Aẓ-Ẓālimūn)

Untuk bisa membaca ghunnah dengan benar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Posisi lidah: Lidah harus berada di pangkal hidung, sehingga suara dengung bisa keluar dengan sempurna.
  • Tekanan nafas: Tekanan nafas harus pas, jangan terlalu kuat atau terlalu lemah.
  • Panjangnya bunyi dengung: Bunyi dengung harus dibaca selama dua harakat.

Dengan latihan yang rutin, Anda pasti bisa membaca ghunnah dengan baik dan benar.

Jangan salah lho, baca ghunnah itu penting banget. Nggak cuma bikin lantunan Al-Qur’an makin indah, tapi juga bisa ngubah arti ayat. Bayangin deh kalo di kata “hamdu” kita nggak baca ghunnah, jadi “hamu”. Kan beda jauh maknanya sama “hamdu” yang artinya puji.

Nah, biar jago baca ghunnah, mendingan sering-sering latihan baca Al-Qur’an sama guru ngaji atau ustaz-ustazah yang kompeten. Mereka bisa ngasih tau detail cara ngeluarin suara ghunnah yang pas dan nyantol di hati.

Inget, belajar tajwid itu sama pentingnya kaya belajar ngaji itu sendiri. Soalnya, dengan tajwid yang baik, kita bisa ngedalemin makna Al-Qur’an dan ngerasain keindahan kalamullah dengan lebih khusyuk. Semangat, guys!

Check Also

Contoh Soal Dan Jawaban Basa Rinengga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *