ICD 10 TB Paru: Definisi, Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain, seperti tulang, sendi, ginjal, kulit, dan otak.
Definisi ICD 10 TB Paru
Menurut International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, 10th Revision (ICD-10), TB paru adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. ICD-10 membagi TB paru menjadi beberapa kategori, yaitu:
- A15.0: TB paru
- A15.1: TB paru aktif, bakteriologis dan histologis positif
- A15.2: TB paru aktif, bakteriologis positif, histologis negatif
- A15.3: TB paru aktif, bakteriologis negatif, histologis positif
- A15.4: TB paru aktif, bakteriologis dan histologis negatif
- A15.5: TB paru laten
- A15.6: TB paru, penyembuhan sempurna
- A15.7: TB paru, penyembuhan tidak sempurna
- A15.8: TB paru dengan komplikasi
- A15.9: TB paru, tidak dirinci
Penyebab TB Paru
TB paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui udara yang dihirup. Ketika seseorang yang terinfeksi TB batuk, bersin, atau berbicara, bakteri TB dapat menyebar ke udara. Orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB dapat terinfeksi.
Gejala TB Paru
Gejala TB paru bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Gejala yang umum terjadi meliputi:
- Batuk kering yang berlangsung lebih dari dua minggu
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan
Diagnosis TB Paru
Diagnosis TB paru dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa fisik pasien untuk melihat adanya tanda-tanda TB paru, seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan berat badan.
- Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri TB dalam tubuh pasien. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan dahak, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan foto rontgen dada.
Pengobatan TB Paru
Pengobatan TB paru bertujuan untuk membunuh bakteri TB dan mencegah penyebaran infeksi. Pengobatan TB paru biasanya dilakukan dengan kombinasi empat obat anti-TB selama enam bulan.
Obat anti-TB yang digunakan untuk mengobati TB paru meliputi:
- Isoniazid
- Rifampisin
- Pyrazinamide
- Ethambutol
Pengobatan TB paru harus dilakukan secara lengkap dan teratur. Jika pengobatan tidak dilakukan secara lengkap, bakteri TB dapat menjadi resisten terhadap obat anti-TB.
Pencegahan TB Paru
Pencegahan TB paru dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Imunisasi BCG: Imunisasi BCG dapat membantu melindungi anak-anak dari infeksi TB.
- Deteksi dini: Deteksi dini dan pengobatan TB yang cepat dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.
- Pola hidup sehat: Pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok, dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah infeksi TB.
ICD 10 TB Paru di Indonesia
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia sebagai negara dengan jumlah kasus TB terbanyak. Pada tahun tersebut, Indonesia mencatat 642.000 kasus TB baru, dengan 162.000 kasus TB paru.
Peningkatan kasus TB di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengobatan TB
- Masih banyak orang yang tidak memiliki akses ke layanan kesehatan
- Rendahnya kualitas layanan kesehatan
Untuk mengatasi masalah TB di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain:
- Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang TB
- Meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan
- Meningkatkan kualitas layanan kesehatan
Kesimpulan
TB paru adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan TB paru. Pencegahan TB paru juga penting untuk dilakukan untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi.
