Kabinet Ali Sastroamidjojo 2

Kabinet Ali Sastroamidjojo II: Sebuah Era Koalisi dan Kontestasi Ideologi

Pendahuluan

Kabinet Ali Sastroamidjojo II, sering disebut Kabinet Ali-Roem-Idham, merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibentuk pada 24 Maret 1956 dan berakhir pada 14 Maret 1957. Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dari Partai Nasional Indonesia (PNI) dan didampingi oleh dua wakil perdana menteri: Mohammad Roem dari Masyumi dan Idham Chalid dari Nahdlatul Ulama (NU). Kabinet ini dibentuk sebagai hasil koalisi tiga partai besar pemenang Pemilihan Umum 1955, yaitu PNI, Masyumi, dan NU.

Program Kerja dan Keberhasilan

Kabinet Ali Sastroamidjojo II memiliki beberapa program kerja utama, di antaranya:

  • Pemulihan Ekonomi: Kabinet ini fokus pada pemulihan ekonomi pasca pergolakan politik dan ekonomi di masa sebelumnya. Kebijakan yang diambil antara lain:

    • Melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda
    • Meningkatkan produksi dalam negeri
    • Mengatur perdagangan luar negeri
    • Memperkuat sistem perpajakan
  • Penyelenggaraan Pemilu: Kabinet ini bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif 1955, yang merupakan pemilu pertama di Indonesia yang diikuti oleh seluruh rakyat.

  • Penyelesaian Irian Barat: Kabinet ini melanjutkan perjuangan diplomatik untuk pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.

  • Pembangunan Nasional: Kabinet ini memulai beberapa proyek pembangunan nasional, seperti:

    • Pembangunan jalan raya
    • Pembangunan bendungan
    • Pembangunan pabrik

Kabinet Ali Sastroamidjojo II berhasil mencapai beberapa keberhasilan, di antaranya:

  • Perekonomian: Perekonomian Indonesia mulai menunjukkan perbaikan, dengan meningkatnya produksi dalam negeri dan menurunnya inflasi.
  • Pemilu: Pemilihan Umum Legislatif 1955 dapat diselenggarakan dengan sukses.
  • Irian Barat: Perjuangan diplomatik untuk pembebasan Irian Barat terus berlanjut dan mendapatkan dukungan internasional.
  • Pembangunan Nasional: Beberapa proyek pembangunan nasional berhasil dimulai.

Tantangan dan Kemunduran

Meskipun berhasil mencapai beberapa keberhasilan, Kabinet Ali Sastroamidjojo II juga menghadapi beberapa tantangan dan kemunduran, di antaranya:

  • Kontestasi Ideologi: Keberadaan tiga partai besar dengan ideologi yang berbeda dalam kabinet ini menyebabkan terjadinya kontestasi dan perdebatan yang alot.
  • Permasalahan Ekonomi: Meskipun ekonomi mulai menunjukkan perbaikan, namun masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan, seperti kemiskinan dan pengangguran.
  • Pemberontakan PRRI/Permesta: Pada tahun 1958, terjadi pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Permesta di beberapa daerah di Indonesia.
  • Dualisme Kepemimpinan: Terjadi dualisme kepemimpinan antara Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo.

Akhir Masa Jabatan

Pada tanggal 14 Maret 1957, Kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya kepada presiden. Kabinet ini jatuh karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Kontestasi Ideologi: Ketidakmampuan kabinet untuk menyelesaikan kontestasi ideologi antara partai-partai koalisi.
  • Permasalahan Ekonomi: Ketidakmampuan kabinet untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapi rakyat.
  • Pemberontakan PRRI/Permesta: Ketidakmampuan kabinet untuk mengatasi pemberontakan PRRI/Permesta.
  • Dualisme Kepemimpinan: Ketidakmampuan kabinet untuk menyelesaikan dualisme kepemimpinan antara Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo.

Kesimpulan

Kabinet Ali Sastroamidjojo II merupakan kabinet yang penting dalam sejarah Indonesia. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi pertama di Indonesia dan berhasil mencapai beberapa keberhasilan, seperti penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif 1955 dan dimulainya beberapa proyek pembangunan nasional. Namun, kabinet ini juga menghadapi beberapa tantangan dan kemunduran, seperti kontestasi ideologi, permasalahan ekonomi, dan pemberontakan PRRI/Permesta.

Catatan:

  • Artikel ini tidak menampilkan referensi/sumber rujukan.
  • Artikel ini tidak menampilkan jumlah kata.
  • Artikel ini tidak menambahkan catatan.

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *