Kabinet Burhanudin Harahap

Kabinet Burhanuddin Harahap: Sebuah Catatan Sejarah

Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1955 dan berlangsung hingga 3 Maret 1956. Kabinet ini dibentuk setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo I akibat perselisihan internal dan ketegangan politik yang memanas.

Latar Belakang Pembentukan

Pada tahun 1955, Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan internal dan eksternal yang kompleks. Situasi politik dalam negeri tidak stabil, dengan berbagai partai politik yang saling berebut pengaruh. Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan eksternal, seperti sengketa Irian Barat dengan Belanda dan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

Ketidakmampuan Kabinet Ali Sastroamidjojo I dalam menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut memicu mosi tidak percaya dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada tanggal 24 Juli 1955, kabinet tersebut jatuh dan Presiden Soekarno menunjuk Burhanuddin Harahap, pemimpin partai Masyumi, untuk membentuk kabinet baru.

Susunan Kabinet

Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari 13 partai politik. Masyumi menjadi partai dominan dengan 10 kursi menteri, diikuti oleh PNI dengan 4 kursi, dan partai-partai lainnya dengan 1-2 kursi.

Beberapa tokoh penting yang duduk dalam kabinet ini antara lain:

  • Burhanuddin Harahap (Masyumi) – Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan
  • Ide Anak Agung Gde Agung (Partai Bali) – Menteri Luar Negeri
  • R. Sunarjo (PNI) – Menteri Dalam Negeri
  • Sumitro Djojohadikusumo (Partai Sosialis Indonesia) – Menteri Keuangan
  • I.J. Kasimo (Partai Katolik) – Menteri Perekonomian

Program Kerja

Kabinet Burhanuddin Harahap mengusung program kerja yang berfokus pada penyelesaian beberapa permasalahan utama, antara lain:

  • Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 1955
  • Penyelesaian sengketa Irian Barat
  • Pemberantasan pemberontakan DI/TII
  • Stabilisasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat

Pencapaian Kabinet

Kabinet Burhanuddin Harahap berhasil mencapai beberapa target penting dalam program kerjanya, antara lain:

  • Penyelenggaraan Pemilu 1955: Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia setelah kemerdekaan. Pemilu ini berjalan dengan sukses dan menghasilkan konstituante yang bertugas menyusun Undang-Undang Dasar yang baru.
  • Penyelesaian sengketa Irian Barat: Kabinet Burhanuddin Harahap berhasil membawa masalah Irian Barat ke forum internasional dan meningkatkan tekanan terhadap Belanda untuk menyerahkan wilayah tersebut kepada Indonesia.
  • Pemberantasan pemberontakan DI/TII: Kabinet Burhanuddin Harahap meningkatkan operasi militer dan melakukan pendekatan politik untuk menumpas pemberontakan DI/TII.

Kejatuhan Kabinet

Meskipun berhasil mencapai beberapa target penting, Kabinet Burhanuddin Harahap tidak luput dari berbagai kritik dan permasalahan. Salah satu kritik utama adalah dominasi Masyumi dalam kabinet yang dianggap memicu kecemburuan dari partai-partai lain.

Pada bulan Februari 1956, terjadi perselisihan antara Masyumi dan PNI mengenai kebijakan luar negeri. Masyumi menginginkan Indonesia untuk keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedangkan PNI ingin Indonesia tetap menjadi anggota PBB. Perselisihan ini tidak dapat diselesaikan dan mengakibatkan jatuhnya Kabinet Burhanuddin Harahap pada tanggal 3 Maret 1956.

Kesimpulan

Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet yang singkat namun cukup penting dalam sejarah Indonesia. Kabinet ini berhasil menyelenggarakan Pemilu 1955, meningkatkan tekanan terhadap Belanda untuk menyerahkan Irian Barat, dan melakukan upaya untuk menumpas pemberontakan DI/TII.

Meskipun singkat, Kabinet Burhanuddin Harahap memberikan pelajaran penting tentang pentingnya koalisi dan kerjasama antar partai politik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.

Catatan:

  • Artikel ini hanya membahas beberapa aspek penting dari Kabinet Burhanuddin Harahap. Untuk informasi yang lebih lengkap, Anda dapat merujuk pada sumber-sumber sejarah yang terpercaya.
  • Artikel ini tidak menampilkan referensi/sumber rujukan, jumlah kata, dan catatan kaki.

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *