Lk 12

Lk 12: Pelajaran Hidup dari Yesus Kristus

Pendahuluan

Bab 12 dari Injil Lukas merupakan salah satu bab yang paling panjang dalam kitab ini. Bab ini berisi berbagai ajaran Yesus Kristus, mulai dari peringatan tentang kemunafikan, pentingnya kesetiaan kepada Allah, hingga sikap yang tepat dalam menghadapi penderitaan.

Ajaran-ajaran Yesus dalam bab ini sangat relevan untuk kehidupan umat Kristen di masa kini. Ajaran-ajaran tersebut dapat memberikan kita pedoman hidup yang benar dan bijaksana.

Pembahasan

Pembahasan pertama: Peringatan tentang kemunafikan

Pada ayat 1-12, Yesus memperingatkan murid-muridnya tentang kemunafikan. Kemunafikan adalah sikap yang tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan. Orang munafik sering kali tampak baik di hadapan orang lain, tetapi sebenarnya mereka memiliki hati yang jahat.

Yesus memberikan beberapa contoh kemunafikan, antara lain:

  • Orang yang berdoa dengan suara lantang di tempat umum agar dilihat orang lain.
  • Orang yang berpuasa dengan wajah muram agar dilihat orang lain.
  • Orang yang memberikan sedekah agar dilihat orang lain.

Yesus mengajarkan agar kita tidak menjadi orang munafik. Kita harus hidup dengan jujur dan tulus, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.

Pembahasan kedua: Pentingnya kesetiaan kepada Allah

Pada ayat 13-34, Yesus menekankan pentingnya kesetiaan kepada Allah. Kesetiaan adalah sikap yang teguh dan tidak berubah-ubah dalam menjalankan perintah Allah.

Yesus mengajarkan agar kita setia kepada Allah dalam segala hal, baik dalam suka maupun duka. Kita harus tetap percaya kepada Allah, bahkan ketika kita menghadapi kesulitan.

Yesus memberikan beberapa contoh kesetiaan, antara lain:

  • Abraham yang rela mengorbankan anaknya, Ishak, karena percaya kepada Allah.
  • Ayub yang tetap setia kepada Allah meskipun mengalami penderitaan yang berat.
  • Daniel yang tetap setia kepada Allah meskipun diancam akan dibunuh oleh raja Nebukadnezar.

Yesus mengajarkan bahwa Allah akan memberkati orang-orang yang setia kepada-Nya.

Pembahasan ketiga: Sikap yang tepat dalam menghadapi penderitaan

Pada ayat 35-59, Yesus mengajarkan sikap yang tepat dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang pasti akan mengalami penderitaan, baik yang kecil maupun yang besar.

Yesus mengajarkan agar kita tidak takut menghadapi penderitaan. Kita harus percaya bahwa Allah akan menyertai kita dalam penderitaan.

Yesus memberikan beberapa contoh sikap yang tepat dalam menghadapi penderitaan, antara lain:

  • Lazarus yang tetap setia kepada Allah meskipun menderita sakit parah.
  • Yesus sendiri yang menderita dan mati di kayu salib demi menebus dosa manusia.

Yesus mengajarkan bahwa penderitaan dapat menjadi sarana bagi kita untuk semakin dekat kepada Allah.

Kesimpulan

Ajaran-ajaran Yesus dalam bab 12 dari Injil Lukas sangat relevan untuk kehidupan umat Kristen di masa kini. Ajaran-ajaran tersebut dapat memberikan kita pedoman hidup yang benar dan bijaksana.

Berikut adalah beberapa aplikasi praktis dari ajaran-ajaran Yesus dalam bab 12:

  • Kita harus hidup dengan jujur dan tulus, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Kita tidak boleh menjadi orang munafik yang tampak baik di hadapan orang lain, tetapi sebenarnya memiliki hati yang jahat.
  • Kita harus setia kepada Allah dalam segala hal, baik dalam suka maupun duka. Kita harus tetap percaya kepada Allah, bahkan ketika kita menghadapi kesulitan.
  • Kita harus memiliki sikap yang tepat dalam menghadapi penderitaan. Kita harus percaya bahwa Allah akan menyertai kita dalam penderitaan.

Aplikasi praktis dari ajaran-ajaran Yesus ini dapat membantu kita untuk hidup lebih baik dan lebih dekat kepada Allah.

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *