Negara Dengan Penduduk Kota Kurang Dari 50 Persen
Menurut data dari PBB, pada tahun 2023, 56,2% penduduk dunia tinggal di perkotaan. Angka ini menunjukkan bahwa urbanisasi telah menjadi tren global. Namun, masih ada beberapa negara di dunia yang penduduk perkotaannya kurang dari 50%.
Berikut adalah daftar negara dengan penduduk perkotaan kurang dari 50%:
Negara | Persentase Penduduk Kota |
---|---|
India | 35,0% |
Thailand | 42,6% |
Vietnam | 41,2% |
Myanmar | 30,8% |
Mongolia | 43,0% |
Laos | 29,1% |
Nepal | 36,0% |
Bangladesh | 36,1% |
Negara-negara tersebut tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari Asia, Afrika, hingga Amerika Selatan. Penyebab rendahnya rasio penduduk perkotaan di negara-negara tersebut beragam, antara lain:
- Karakteristik wilayah. Beberapa negara tersebut memiliki wilayah yang luas dan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan pedesaan. Misalnya, India memiliki luas wilayah 3,28 juta kilometer persegi, sedangkan Vietnam memiliki luas wilayah 331.210 kilometer persegi.
- Kegiatan ekonomi. Sebagian besar penduduk di negara-negara tersebut bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini menyebabkan mereka tinggal di kawasan pedesaan yang dekat dengan lahan pertanian.
- Kebijakan pemerintah. Beberapa negara tersebut memiliki kebijakan yang mendorong penduduk untuk tinggal di pedesaan. Misalnya, pemerintah India memberikan subsidi bagi petani dan pekerja pertanian.
Kondisi penduduk perkotaan yang kurang dari 50% memiliki berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya antara lain:
- Kelestarian lingkungan. Populasi perkotaan yang rendah dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini karena kawasan pedesaan memiliki lebih banyak lahan hijau dan udara yang lebih bersih.
- Pelestarian budaya. Populasi perkotaan yang rendah dapat membantu melestarikan budaya tradisional. Hal ini karena penduduk pedesaan lebih dekat dengan budaya tradisional.
Sementara itu, dampak negatifnya antara lain:
- Kemajuan ekonomi. Populasi perkotaan yang rendah dapat menghambat kemajuan ekonomi. Hal ini karena kawasan perkotaan merupakan pusat pertumbuhan ekonomi.
- Kesetaraan sosial. Populasi perkotaan yang rendah dapat menyebabkan ketimpangan sosial. Hal ini karena penduduk perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas dan pelayanan publik.
Pemerintah di negara-negara dengan penduduk perkotaan kurang dari 50% perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan rasio penduduk perkotaan. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Meningkatkan pembangunan infrastruktur di kawasan perkotaan. Hal ini untuk menarik penduduk untuk tinggal di perkotaan.
- Menciptakan lapangan kerja di kawasan perkotaan. Hal ini untuk memberikan kesempatan kerja bagi penduduk pedesaan.
- Meningkatkan pendidikan dan keterampilan penduduk pedesaan. Hal ini untuk mempersiapkan mereka untuk bekerja di perkotaan.
Dengan adanya langkah-langkah tersebut, diharapkan rasio penduduk perkotaan di negara-negara tersebut dapat meningkat dan memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan sosial.