Puasa Tarwiyah merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan sebelum Puasa Arafah. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dinamakan Tarwiyah karena pada hari tersebut jamaah haji sedang mempersiapkan diri untuk melakukan ibadah haji di Arafah.
Selain untuk mempersiapkan diri dalam melakukan ibadah haji, Puasa Tarwiyah juga memiliki beberapa keutamaan lainnya. Di antaranya adalah untuk mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa-dosa, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Berikut ini adalah niat Puasa Tarwiyah beserta tata cara dan keutamaannya:
niat puasa tarwiyah
Berikut 7 poin penting tentang niat puasa Tarwiyah:
- Dilaksanakan 8 Dzulhijjah
- Sebelum puasa Arafah
- Sunnah bagi umat Islam
- Menghapus dosa-dosa
- Meningkatkan ketaqwaan
- Mendekatkan diri kepada Allah
- Mendapat pahala besar
Niat puasa Tarwiyah diucapkan sebelum memulai puasa, yaitu pada malam hari atau sebelum fajar. Berikut ini adalah bacaan niat puasa Tarwiyah:
Dilaksanakan 8 Dzulhijjah
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Puasa Arafah. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari ketika para jamaah haji mulai berangkat dari Mekkah menuju Mina untuk melaksanakan ibadah haji.
Para jamaah haji akan menghabiskan waktu di Mina selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijjah. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, mereka akan melaksanakan rangkaian ibadah haji yang paling penting, yaitu wukuf di Arafah. Oleh karena itu, Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah sebagai persiapan untuk menghadapi puncak ibadah haji pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Selain itu, Puasa Tarwiyah juga dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah karena tanggal tersebut bertepatan dengan hari ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Namun, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Idul Adha. Oleh karena itu, Puasa Tarwiyah juga disebut sebagai Puasa Arafah atau Puasa Idul Adha.
Puasa Tarwiyah hukumnya sunnah, artinya dianjurkan untuk dilaksanakan tetapi tidak wajib. Namun, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakan Puasa Tarwiyah karena memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa-dosa, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Demikian penjelasan tentang Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Semoga bermanfaat.
Sebelum puasa Arafah
Puasa Tarwiyah dilaksanakan sebelum Puasa Arafah. Hal ini karena Puasa Tarwiyah merupakan persiapan untuk menghadapi Puasa Arafah yang merupakan puncak ibadah haji.
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari setelah Puasa Tarwiyah. Pada hari Arafah, umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan.
Wukuf di Arafah dimulai pada tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Selama wukuf di Arafah, jamaah haji akan memanjatkan doa-doa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan sebelum Puasa Arafah untuk mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi puncak ibadah haji. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat menahan hawa nafsu dan fokus dalam beribadah kepada Allah SWT.
Selain itu, Puasa Tarwiyah juga dilaksanakan untuk mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala puasa selama setahun.” (HR. At-Tirmidzi).
Sunnah bagi umat Islam
Puasa Tarwiyah hukumnya sunnah bagi umat Islam. Artinya, puasa ini dianjurkan untuk dilaksanakan tetapi tidak wajib. Namun, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakan Puasa Tarwiyah karena memiliki banyak keutamaan.
Keutamaan Puasa Tarwiyah di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa-dosa, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala puasa selama setahun.” (HR. At-Tirmidzi).
Selain itu, Puasa Tarwiyah juga merupakan salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi Puasa Arafah yang merupakan puncak ibadah haji. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat menahan hawa nafsu dan fokus dalam beribadah kepada Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Puasa Arafah. Umat Islam yang ingin melaksanakan Puasa Tarwiyah dapat membaca niat puasa Tarwiyah pada malam hari atau sebelum fajar. Berikut ini adalah bacaan niat puasa Tarwiyah:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tarwiyah lillahi ta’ala.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Menghapus dosa-dosa
Salah satu keutamaan Puasa Tarwiyah adalah dapat menghapus dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa Arafah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Dan puasa Asyura menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah merupakan dua puasa yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Kedua puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa, salah satunya adalah dapat menghapus dosa-dosa.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Umat Islam yang ingin melaksanakan kedua puasa ini dapat membaca niat puasa Tarwiyah dan niat puasa Arafah pada malam hari atau sebelum fajar.
Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, umat Islam diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk menghapus dosa-dosa selain berpuasa:
- Bertaubat kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh.
- Melaksanakan sholat wajib dan sunnah.
- Membaca Al-Qur’an dan berzikir.
- Bersedekah kepada fakir miskin.
- Menyambung silaturahmi.
- Memaafkan kesalahan orang lain.
- Melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.
Meningkatkan ketaqwaan
Puasa Tarwiyah juga dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketaqwaan adalah kesadaran untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat menahan hawa nafsu dan fokus dalam beribadah kepada Allah SWT.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Puasa Arafah. Puasa Arafah merupakan puncak ibadah haji. Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah, umat Islam diharapkan dapat mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi puncak ibadah haji.
Selain itu, Puasa Tarwiyah juga merupakan salah satu bentuk latihan untuk menahan hawa nafsu. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat mengendalikan keinginan-keinginan duniawi dan fokus dalam beribadah kepada Allah SWT.
Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketaqwaan merupakan salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT:
- Meningkatkan ibadah wajib dan sunnah.
- Membaca Al-Qur’an dan berzikir.
- Menuntut ilmu agama.
- Bersedekah kepada fakir miskin.
- Menyambung silaturahmi.
- Memaafkan kesalahan orang lain.
- Melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.
Mendekatkan diri kepada Allah
Puasa Tarwiyah juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT merupakan tujuan utama dari semua ibadah yang dilakukan oleh umat Islam. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat fokus dalam beribadah kepada Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Meningkatkan ibadah wajib dan sunnah.
Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ibadah wajib dan sunnah. Ibadah wajib meliputi sholat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah sunnah meliputi sholat sunnah, puasa sunnah, sedekah, dan lain sebagainya.
- Membaca Al-Qur’an dan berzikir.
Puasa Tarwiyah merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dan berzikir. Dengan membaca Al-Qur’an, umat Islam dapat lebih mengenal Allah SWT dan memahami ajaran-ajaran-Nya. Sedangkan dengan berzikir, umat Islam dapat mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan.
- Menuntut ilmu agama.
Puasa Tarwiyah juga merupakan waktu yang tepat untuk menuntut ilmu agama. Dengan menuntut ilmu agama, umat Islam dapat lebih memahami ajaran-ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Bersedekah kepada fakir miskin.
Puasa Tarwiyah merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah kepada fakir miskin. Dengan bersedekah, umat Islam dapat berbagi rezeki dengan saudara-saudara yang membutuhkan dan meringankan beban hidup mereka.
Dengan melakukan amalan-amalan tersebut, umat Islam diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih ridha-Nya.
Mendapat pahala besar
Salah satu keutamaan Puasa Tarwiyah adalah dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala puasa selama setahun.” (HR. At-Tirmidzi).
Pahala yang besar ini diberikan kepada umat Islam yang melaksanakan Puasa Tarwiyah karena puasa ini merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Puasa Arafah. Puasa Arafah merupakan puncak ibadah haji.
Dengan melaksanakan Puasa Tarwiyah, umat Islam diharapkan dapat mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi puncak ibadah haji. Selain itu, Puasa Tarwiyah juga merupakan salah satu bentuk latihan untuk menahan hawa nafsu. Dengan berpuasa, umat Islam diharapkan dapat mengendalikan keinginan-keinginan duniawi dan fokus dalam beribadah kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, umat Islam yang melaksanakan Puasa Tarwiyah akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Pahala ini akan dilipatgandakan jika Puasa Tarwiyah dilaksanakan bersamaan dengan Puasa Arafah.
Berikut ini adalah beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT:
- Melaksanakan ibadah wajib dan sunnah dengan ikhlas.
- Membaca Al-Qur’an dan berzikir.
- Menuntut ilmu agama.
- Bersedekah kepada fakir miskin.
- Menyambung silaturahmi.
- Memaafkan kesalahan orang lain.
- Melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.