Tasyahud Awal: Makna, Keutamaan, dan Lafadznya

Tasyahud adalah salah satu bagian penting dalam sholat, di mana jemaah duduk sejenak setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan sebelum membaca surat lainnya. Dalam tasyahud, seorang Muslim mengucapkan kalimat-kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil sebagai bentuk pujian dan pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT.

Tasyahud terbagi menjadi dua, yaitu tasyahud awal dan tasyahud akhir. Tasyahud awal dilakukan setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan sebelum membaca surat lainnya. Sedangkan tasyahud akhir dilakukan setelah selesai membaca surat terakhir dan sebelum melakukan sujud.

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang tasyahud awal, mulai dari makna, keutamaan, hingga lafadznya. Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Tasyahud Awal

Tasyahud awal adalah duduk sejenak setelah membaca Al-Fatihah.

  • Makna: Bersaksi dan memuji Allah
  • Waktu: Setelah Al-Fatihah, sebelum surat lain
  • Lafadz: Subhaanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahuakbar
  • Sunnah: Membaca tahiyat, shalawat, dan doa
  • Keutamaan: Mendekatkan diri kepada Allah
  • Rukun: Niat, duduk iftirasy, membaca tasyahud
  • Posisi: Duduk iftirasy, tangan di atas lutut

Demikianlah 7 poin penting tentang tasyahud awal. Semoga bermanfaat.

Makna: Bersaksi dan memuji Allah

Tasyahud awal memiliki makna bersaksi dan memuji Allah SWT.

  • Subhaanallah:

    Berarti “Mahasuci Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk mengakui kesucian Allah SWT dari segala kekurangan dan aib.

  • Alhamdulillah:

    Berarti “Segala puji bagi Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk memuji Allah SWT atas segala nikmat dan kebaikan-Nya.

  • Laa ilaaha illallah:

    Berarti “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk menyatakan keesaan Allah SWT dan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.

  • Allahuakbar:

    Berarti “Allah Maha Besar”. Kalimat ini diucapkan untuk mengakui kebesaran Allah SWT dan bahwa tidak ada yang lebih besar dari-Nya.

Dengan mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, seorang Muslim mengakui kebesaran dan kesucian Allah SWT, serta memuji-Nya atas segala nikmat dan kebaikan-Nya. Hal ini merupakan bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT dan merupakan salah satu tujuan dari sholat.

Waktu: Setelah Al-Fatihah, sebelum surat lain

Tasyahud awal dilakukan setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan sebelum membaca surat lainnya dalam sholat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

إِذَا قَرَأَ أَحَدُكُمُ الْفَاتِحَةَ فَلْيَقُلْ بَعْدَهَا: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ لْيَقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian membaca Al-Fatihah, maka hendaklah ia membaca setelahnya: A’udzu billahi minasy syaithanir rajim, kemudian hendaklah ia membaca apa saja yang mudah baginya dari Al-Qur’an.”

Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa setelah selesai membaca surat Al-Fatihah, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca ta’awudz (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) kemudian dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Namun, jika waktu sholat sudah sempit, maka diperbolehkan untuk langsung melakukan tasyahud awal tanpa membaca surat lainnya.

Tasyahud awal juga menjadi penanda bahwa rakaat pertama sholat telah selesai. Setelah melakukan tasyahud awal, seorang Muslim akan melanjutkan sholat dengan melakukan gerakan ruku’, sujud, dan seterusnya.

Demikian penjelasan tentang waktu pelaksanaan tasyahud awal dalam sholat. Semoga bermanfaat.

Lafadz: Subhaanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahuakbar

Lafadz tasyahud awal terdiri dari empat kalimat, yaitu:

  1. Subhaanallah
  2. Alhamdulillah
  3. Laa ilaaha illallah
  4. Allahuakbar

Berikut penjelasan dari masing-masing kalimat tersebut:

  1. Subhaanallah:
    Berarti “Mahasuci Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk mengakui kesucian Allah SWT dari segala kekurangan dan aib.

Alhamdulillah:
Berarti “Segala puji bagi Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk memuji Allah SWT atas segala nikmat dan kebaikan-Nya.

Laa ilaaha illallah:
Berarti “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Kalimat ini diucapkan untuk menyatakan keesaan Allah SWT dan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.

Allahuakbar:
Berarti “Allah Maha Besar”. Kalimat ini diucapkan untuk mengakui kebesaran Allah SWT dan bahwa tidak ada yang lebih besar dari-Nya.

Keempat kalimat tersebut diucapkan secara berurutan dalam tasyahud awal. Setelah mengucapkan lafadz tasyahud, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca tahiyat, shalawat, dan doa.

Demikian penjelasan tentang lafadz tasyahud awal. Semoga bermanfaat.

Sunnah: Membaca tahiyat, shalawat, dan doa

Setelah mengucapkan lafadz tasyahud awal, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca tahiyat, shalawat, dan doa. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَعَدَ فِي التَّشَهُّدِ قَالَ: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah SAW apabila duduk dalam tasyahud, beliau mengucapkan: At-tahiyyatu lillahi wash shalawatu wat thayibat, assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuhu, assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis shalihin, asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.”

  • Membaca tahiyat:

    Tahiyat adalah kalimat-kalimat yang diucapkan untuk memberi salam kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, para malaikat, dan seluruh umat Islam. Tahiyat yang dibaca dalam tasyahud awal adalah:

    التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ

    Artinya: “Segala penghormatan, segala doa, dan segala kebaikan hanya untuk Allah.”

  • Membaca shalawat:

    Shalawat adalah kalimat-kalimat yang diucapkan untuk memohon rahmat dan keselamatan kepada Rasulullah SAW. Shalawat yang dibaca dalam tasyahud awal adalah:

    السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

    Artinya: “Semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan keberkahan-Nya.”

  • Membaca doa:

    Setelah membaca tahiyat dan shalawat, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca doa. Doa yang dibaca dalam tasyahud awal bisa berupa doa apa saja, misalnya doa untuk memohon ampunan, doa untuk memohon keselamatan, doa untuk memohon rezeki, dan sebagainya.

Demikian penjelasan tentang sunnah membaca tahiyat, shalawat, dan doa dalam tasyahud awal. Semoga bermanfaat.

Keutamaan: Mendekatkan diri kepada Allah

Tasyahud awal memiliki beberapa keutamaan, salah satunya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., beliau bersabda:

مَنْ جَلَسَ فِي التَّشَهُّدِ الْأَوَّلِ فَقَدْ صَلَّى نِصْفَ الصَّلَاةِ وَمَنْ جَلَسَ فِي التَّشَهُّدِ الْآخِرِ فَقَدْ قَضَى صَلَاتَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang duduk dalam tasyahud pertama, maka ia telah sholat setengahnya. Barangsiapa yang duduk dalam tasyahud akhir, maka ia telah menyelesaikan sholatnya.”

Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa tasyahud awal merupakan bagian penting dalam sholat. Dengan melakukan tasyahud awal, seorang Muslim telah melaksanakan setengah dari sholatnya. Hal ini menunjukkan bahwa tasyahud awal memiliki kedudukan yang tinggi dalam sholat dan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selain itu, tasyahud awal juga merupakan waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT. Seorang Muslim dapat memanjatkan doa-doa terbaiknya dalam tasyahud awal, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan demikian, tasyahud awal dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan seorang Muslim dengan Allah SWT dan memohon ampunan-Nya.

Demikian penjelasan tentang keutamaan tasyahud awal dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat.

Rukun: Niat, duduk iftirasy, membaca tasyahud

Tasyahud awal memiliki tiga rukun, yaitu:

  • Niat:

    Niat adalah keinginan dalam hati untuk melakukan tasyahud awal. Niat ini harus diucapkan dalam hati sebelum melakukan tasyahud awal.

  • Duduk iftirasy:

    Duduk iftirasy adalah duduk dengan posisi kedua kaki ditekuk dan diletakkan di atas lantai, sedangkan kedua tangan diletakkan di atas lutut. Duduk iftirasy merupakan posisi duduk yang disunnahkan dalam tasyahud awal.

  • Membaca tasyahud:

    Membaca tasyahud adalah mengucapkan kalimat-kalimat tertentu yang telah ditentukan dalam tasyahud awal. Kalimat-kalimat tersebut adalah:

    1. Subhaanallah
    2. Alhamdulillah
    3. Laa ilaaha illallah
    4. Allahuakbar

Jika salah satu dari tiga rukun tersebut tidak terpenuhi, maka tasyahud awal tidak sah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus memperhatikan ketiga rukun tersebut ketika melakukan tasyahud awal.

Posisi: Duduk iftirasy, tangan di atas lutut

Dalam tasyahud awal, posisi duduk yang disunnahkan adalah duduk iftirasy. Duduk iftirasy adalah duduk dengan posisi kedua kaki ditekuk dan diletakkan di atas lantai, sedangkan kedua tangan diletakkan di atas lutut.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang posisi duduk iftirasy:

  1. Kedua kaki ditekuk dan diletakkan di atas lantai:

    Kedua kaki ditekuk sehingga telapak kaki menempel pada lantai. Posisi kaki ini disebut juga dengan duduk tahiyat.

  2. Kedua tangan diletakkan di atas lutut:

    Kedua tangan diletakkan di atas lutut dengan posisi telapak tangan terbuka dan jari-jari tangan rapat. Posisi tangan ini disebut juga dengan duduk tawarruk.

  3. Punggung tegak dan kepala sedikit menunduk:

    Punggung harus tegak dan kepala sedikit menunduk. Pandangan mata diarahkan ke arah ujung kaki.

  4. Rileks dan tenang:

    Duduklah dengan rileks dan tenang. Jangan terlalu tegang atau kaku. Fokuskan pikiran pada bacaan tasyahud dan doa-doa yang dibaca setelah tasyahud.

Demikian penjelasan tentang posisi duduk iftirasy dalam tasyahud awal. Semoga bermanfaat.

Perlu dicatat bahwa posisi duduk iftirasy tidak wajib dalam tasyahud awal. Seorang Muslim boleh duduk dengan posisi lain yang lebih nyaman baginya, asalkan tetap memenuhi rukun tasyahud awal, yaitu niat, duduk, dan membaca tasyahud.

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *