Teks Mahalul Qiyam

Teks Mahalul Qiyam: Makna, Sejarah, dan Terjemahan

Mahalul qiyam adalah salah satu rangkaian acara yang sering dijumpai dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Mahalul qiyam merupakan momen di mana para jamaah berdiri sambil melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Mahalul qiyam berasal dari dua kata, yaitu mahal yang berarti tempat dan qiyam yang berarti berdiri. Secara harfiah, mahalul qiyam berarti tempat berdiri. Namun, dalam konteks Maulid Nabi SAW, mahalul qiyam berarti momen berdiri untuk melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Momen mahalul qiyam biasanya terjadi saat pembacaan kitab maulid, seperti kitab Barzanji, kitab Ad Dhiba, atau kitab Simtuddhurar. Pada kitab-kitab tersebut, terdapat bait-bait sholawat yang memuat pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Bait-bait sholawat tersebut biasanya dibacakan secara berulang-ulang, dan pada bait-bait tertentu, para jamaah akan berdiri untuk melantunkan sholawat tersebut.

Makna Mahalul Qiyam

Mahalul qiyam memiliki makna yang sangat mendalam. Di balik momen berdiri untuk melantunkan sholawat, terdapat beberapa makna yang terkandung di dalamnya, yaitu:

  • Penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW

Mahalul qiyam merupakan bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam seyogyanya menghormati Nabi Muhammad SAW dengan cara berdiri untuk melantunkan sholawat kepadanya.

  • Pujian kepada Nabi Muhammad SAW

Mahalul qiyam juga merupakan bentuk pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat sempurna dan memiliki banyak kelebihan. Oleh karena itu, umat Islam seyogyanya memuji Nabi Muhammad SAW dengan cara melantunkan sholawat kepadanya.

  • Doa kepada Nabi Muhammad SAW

Mahalul qiyam juga merupakan bentuk doa kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat.

Sejarah Mahalul Qiyam

Mahalul qiyam pertama kali dipopulerkan oleh Syekh Ja’far al-Barzanji, seorang ulama dari Irak yang hidup pada abad ke-16. Syekh Ja’far al-Barzanji adalah pengarang kitab maulid yang sangat terkenal, yaitu kitab Barzanji. Dalam kitab Barzanji, terdapat bait-bait sholawat yang memuat pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Bait-bait sholawat tersebut biasanya dibacakan secara berulang-ulang, dan pada bait-bait tertentu, para jamaah akan berdiri untuk melantunkan sholawat tersebut.

Pada awalnya, mahalul qiyam hanya dilakukan oleh umat Islam di Irak. Namun, seiring berjalannya waktu, mahalul qiyam mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, mahalul qiyam mulai populer pada abad ke-19.

Teks Mahalul Qiyam

Teks mahalul qiyam yang paling populer adalah teks sholawat Ya Nabi Salam Alaika. Sholawat Ya Nabi Salam Alaika terdiri dari 12 bait. Bait-bait sholawat tersebut berisi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah teks sholawat Ya Nabi Salam Alaika:

يَا نَبِيْ سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبْ سَلَامْ عَلَيْكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ أَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا فَأَخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُوْرُ مِثْلَ حُسْنِكْ مَا رَأَيْنَا قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُوْرِ أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرٍ أَنْتَ إِكْسِيْرُ وَغَالِي أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُ 

Check Also

Sejarah kujang, Senjata Pusaka dan Simbol Budaya Sunda

Kujang adalah sebuah senjata tradisional khas Sunda yang telah ada sejak berabad-abad silam. Kujang memiliki …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *