Berita Trading Emas Hari Ini, 25 Januari 2024
Harga emas dunia ditutup melemah pada perdagangan Kamis (25/1/2024), setelah sempat menguat pada awal pekan ini. Pelemahan harga emas disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Maret mendatang.
Berdasarkan data dari Investing.com, harga emas spot ditutup di level US$1.812,60 per troy ons, turun 0,23% dari hari sebelumnya. Sementara itu, harga emas Antam untuk cetakan 1 gram dibanderol Rp999.000, turun Rp2.000 dari hari sebelumnya.
Pada awal pekan ini, harga emas sempat menguat karena adanya kekhawatiran akan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina. Namun, kekhawatiran tersebut mereda setelah Rusia dan Ukraina sepakat untuk mengadakan pembicaraan damai.
Selain itu, meningkatnya ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga The Fed juga menjadi faktor yang menekan harga emas. Kenaikan suku bunga akan membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi daya tarik investasi emas.
Kepala Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Michael Blythe, mengatakan bahwa harga emas kemungkinan akan terus melemah hingga suku bunga The Fed mulai dinaikkan.
"Harga emas kemungkinan akan turun ke level US$1.750 per troy ons jika The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Maret mendatang," kata Blythe.
Berikut adalah beberapa berita terkait berita trading emas hari ini:
- UBS Prediksi Total Lonjakan Harga Emas 10% Tahun Ini
UBS memprediksi bahwa harga emas akan naik 10% pada tahun 2024. Prediksi tersebut didasarkan pada beberapa faktor, termasuk meningkatnya ketidakpastian geopolitik, inflasi yang tinggi, dan pelemahan dolar AS.
- Harga Emas Naik Ditunjang Konflik Timur Tengah
Harga emas sempat menguat pada awal pekan ini karena adanya kekhawatiran akan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina. Konflik di Timur Tengah juga turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga emas.
- Harga Emas Jatuh Setelah Pernyataan Waller The Fed
Harga emas turun setelah Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Christopher Waller, mengatakan bahwa The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Maret mendatang. Pernyataan tersebut meningkatkan ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga The Fed.