Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Cisewu Garut
Musibah tanah longsor kembali menelan korban jiwa. Sebuah tragedi memilukan terjadi di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, pada Selasa malam, 4 Juni 2024. Satu keluarga yang terdiri dari lima orang ditemukan tewas setelah rumah mereka tertimbun material longsor yang datang tiba-tiba usai hujan deras mengguyur wilayah pegunungan tersebut.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, tanah longsor dipicu oleh kondisi tanah yang labil akibat curah hujan tinggi yang terus terjadi selama beberapa hari terakhir. Material tanah dari lereng perbukitan ambruk dan langsung menimpa rumah warga yang berada tepat di bawahnya, tanpa sempat memberikan waktu bagi penghuni untuk menyelamatkan diri.
“Kami menerima laporan sekitar pukul 21.00 WIB dan langsung menurunkan tim ke lokasi. Kondisinya cukup sulit karena titik longsor berada di area terpencil dan gelap malam memperlambat proses evakuasi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Garut, Asep Suparman, saat dikonfirmasi Rabu pagi (5/6).
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan berjibaku semalaman dengan alat seadanya untuk menggali timbunan tanah yang menutup akses rumah korban. Setelah berjam-jam menggali, kelima korban berhasil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazah kemudian dievakuasi ke Puskesmas Cisewu untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Warga sekitar mengaku tidak mendengar suara peringatan apa pun sebelum longsor terjadi. “Kami hanya mendengar suara gemuruh kuat, dan tak lama kemudian listrik padam. Ketika ke luar rumah, semua sudah rata oleh tanah,” kata Ilham, salah satu warga yang rumahnya berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Menyikapi peristiwa ini, Pemerintah Kabupaten Garut langsung menyerukan status siaga bencana untuk wilayah selatan, termasuk Kecamatan Cisewu. Warga yang tinggal di lereng perbukitan diminta untuk waspada dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman bila hujan deras turun dalam durasi panjang.
Pihak Dinas Sosial Kabupaten Garut juga telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan pokok bagi warga terdampak. Selain itu, pendataan terhadap hunian yang rawan longsor akan segera dilakukan bersama aparat desa setempat.
Hingga saat ini, evakuasi material sisa longsor masih berlangsung. Alat berat sedang dikerahkan ke lokasi untuk mempercepat pembersihan, mengingat akses jalan utama penghubung dua desa sempat tertutup total akibat longsor tersebut.
Wilayah selatan Garut memang dikenal rawan longsor, terutama saat memasuki musim penghujan. Kalangan ahli menyebutkan bahwa kondisi kontur tanah yang rapuh serta pembukaan lahan yang tidak terkendali menjadi dua faktor utama tingginya potensi bencana tersebut.
Untuk mengurangi risiko ke depan, BPBD mengimbau masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam sistem peringatan dini serta tidak membangun hunian di daerah berlereng tajam tanpa perkuatan struktur tanah. Kerja sama lintas sektor dan kesadaran masyarakat dinilai merupakan kunci utama dalam meminimalisasi dampak bencana serupa.