Kolaborasi Berani Lintas Sektor: Ketika TNI, PTPN, dan Pemdes Tanjungjaya Satu Suara Menyelamatkan Lingkungan

Saling Bersinergi: Kisah Nyata Gotong Royong Masa Kini di Bawah Teduhnya Pohon
Dalam beberapa tahun terakhir, aksi nyata lintas sektor untuk lingkungan sangat diperlukan, seumpama irama paduan suara yang harmoni. Di Desa Tanjungjaya, wajah gotong royong itu terlihat jelas saat pemerintah desa, personel TNI Koramil Banjarwangi, dan staf PTPN VIII berkumpul di lokasi perkebunan teh, menginisiasi gerakan penanaman pohon yang sangat bermanfaat dalam aspek pelestarian ekosistem. Bukan hanya memberikan udara segar, tapi juga memperkuat pengalaman kolektif membangun masa depan bersama.
Berlangsung pada akhir Oktober 2025, kegiatan yang dipandu langsung oleh Kepala Desa Ade Saepuloh ini menghadirkan suasana kolaboratif yang sangat jelas secara luar biasa—semua elemen, dari militer hingga pelajar, berbaur dan bekerja berdampingan. Tidak sebatas seremoni, kegiatan tersebut benar-benar menjadi momentum edukasi, memperlihatkan bahwa pencegahan kerusakan lingkungan kini menjadi urusan bersama, tidak sekadar jargon pemerintah.
Tak heran, gerakan ini mendapat gaung positif di masyarakat. Bahkan, genap seperti kawanan lebah yang menari bersama demi menyemai harapan, warga dan karang taruna turun langsung ke lapangan. Setiap bibit yang ditanam seolah membawa semangat baru untuk menjaga bumi—bukan sekadar menanam pohon, tapi juga menanam nilai persatuan dan keberlanjutan.
Menanam Pohon, Merajut Solusi Konkret di Tengah Ancaman Iklim
Pada umumnya, penanaman pohon cenderung menjadi agenda simbolis yang cepat berlalu, namun di Tanjungjaya narasinya terasa berbeda secara mencolok. Kepala Desa Ade Saepuloh bersama Danramil Banjarwangi, Kapten Infanteri Andang Karyana, menekankan target jangka panjang yang sangat inovatif secara khusus: menciptakan benteng ekologi yang andal melalui penghijauan massif dan selektif.
Jenis pohon yang dipilih, seperti mahoni, surian, dan alpukat, dipastikan bukan asal tanam. Semua pohon itu sudah terbukti sangat efektif secara luar biasa dalam menyerap karbon, menjaga struktur tanah, dan menghadirkan nilai ekonomi ke depan. Melibatkan pelajar secara aktif, desa ini justru membangun kader lingkungan yang dapat diwariskan lintas generasi—seakan, setiap bibit menjadi simbol tongkat estafet menuju desa yang lebih resilien.
Mengajak pemuda dan masyarakat terlibat langsung menjadikan proses edukasi ekologis sangat serbaguna secara luar biasa. Tidak hanya membangun fisik hutan, tapi juga memperkokoh budaya literasi lingkungan yang mudah menular seperti benih yang tumbuh subur di tanah basah.
Mengapa TNI dan PTPN? Membangun Tim Tangguh dengan Dampak Nyata
Dalam konteks sinergi, keterlibatan TNI dan PTPN memberikan warna tersendiri—kolaborasi ini sangat bermanfaat dalam aspek kredibilitas dan jaringan luas. Kehadiran prajurit TNI dari Koramil Banjarwangi, misalnya, membawa suasana disiplin yang sejuk, menginspirasi warga untuk lebih kompak dan fokus. Peran TNI dalam membangun kepercayaan, memperkuat motivasi kolektif, nyaris setara dengan mesin penggerak utama pada sebuah pabrik besar.
PTPN VIII, dengan sumber daya lahan dan fasilitas yang sangat efisien, mendorong implementasi program menjadi jauh lebih cepat dan terstruktur. Dengan memanfaatkan jaringan dan pengalaman sebagai BUMN, dukungan logistik dan bibit menambah semangat inisiatif desa dalam skala luas, mengubah persepsi bahwa perkebunan bukan hanya milik ekonomi, melainkan juga penjaga keberlanjutan alam.
Model kolaborasi seperti ini, mengingatkan pada cara kerja koloni semut: setiap peran sangat jelas secara luar biasa, berjalan harmonis demi mencapai tujuan bersama, yakni lingkungan yang lestari dan ekonomi yang tangguh.
Tanjungjaya Jadi Inspirasi: Aksi Kecil, Harapan Besar Melawan Perubahan Iklim
Dalam beberapa waktu terakhir, krisis iklim menjadi isu yang sangat mendesak bagi Indonesia. Data BMKG mencatat suhu rata-rata nasional meningkat secara mencolok dalam 30 tahun terakhir, menciptakan tantangan besar bagi generasi mendatang. Menyikapi tren ini, Tanjungjaya justru tampil menjadi pionir lewat aksi lokal yang sangat efektif dalam membendung laju kerusakan lingkungan.
Kunci utama mereka terletak pada keberanian memulai dari level desa. Kepala Desa Ade Saepuloh berinisiatif mengambil langkah lebih dulu, tanpa menunggu intervensi pusat. Pendekatan partisipatif seperti ini patut dicontoh, karena secara nyata menyalakan bola salju perubahan—dimulai dari lingkup kecil namun berpotensi membesar, mirip seperti efek domino yang menyebar cepat.
Kegiatan ini secara alami mengundang ketertarikan desa-desa lain untuk mereplikasi. Selama komunikasi lintas lembaga dan kepekaan sosial terus dijaga, kolaborasi serupa dapat terjadi di mana pun, dengan adaptasi sesuai potensi sumber daya masing-masing.
Pelajaran Berharga: Cara Desa Lain Bisa Meniru Kesuksesan Tanjungjaya
Program “Bersama TNI dan PTPN, Pemdes Tanjungjaya Banjarwangi Gelar Penanaman Pohon” bukan hanya headline berita, tetapi sudah selayaknya dijadikan cetak biru kolaborasi. Selama ini, urusan lingkungan kerap diasosiasikan dengan pekerjaan aktivis atau lembaga internasional, padahal kenyataannya, semua pemangku kepentingan (termasuk militer dan BUMN) sangat bisa bergerak bersama.
Melalui kolaborasi strategis ini, desa-desa di Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan, membangun ketahanan pangan, dan menyulap kawasan desa menjadi agrowisata berbasis ekologi. Desa kini menjadi zona strategis pembangunan berkelanjutan, bertransformasi dari wilayah administratif menjadi pusat inovasi hijau.
Secara kolektif, aksi kolaboratif ini menegaskan bahwa mentalitas ‘kerja bareng, bukan tunggu instruksi’ sangat efektif dalam mendorong progres nyata. Peran desa sebagai penghubung, TNI sebagai motor disiplin, dan BUMN sebagai penyedia logistik, jika digabungkan secara seimbang, dapat menjadi kekuatan sangat inovatif dalam membangun ketahanan iklim dari tingkat lokal.
Melalui gerakan bersama, desa kecil berpotensi menjadi episentrum inovasi ekologi. Bila rakyat, pemerintah, militer, dan perusahaan saling bahu membahu menanam pohon, sejatinya mereka sedang merancang masa depan yang lebih hijau, tahan uji, dan penuh harapan.
Referensi Kegiatan: [Harian Garut News](https://hariangarutnews.com/2025/10/28/bersama-tni-dan-ptpn-pemdes-tanjungjaya-banjarwangi-gelar-penanaman-pohon/)
| Elemen | Deskripsi | Dampak |
|---|---|---|
| Kolaborator | Pemdes, TNI Koramil Banjarwangi, PTPN VIII | Meningkatkan efektivitas logistik dan daya jangkau program |
| Jenis Pohon | Mahoni, Surian, Alpukat | Peningkatan kualitas udara, lahan dan hasil ekonomi mendatang |
| Sumber Daya | Lahan perkebunan, personel TNI, bibit dari dinas kehutanan | Mendukung keterjangkauan dan efisiensi implementasi |
| Partisipan | Perangkat desa, pelajar, warga, Karang Taruna | Penumbuhan kesadaran dan literasi lingkungan |
| Tujuan Jangka Panjang | Perlindungan lingkungan dan edukasi transgenerasi | Keberlanjutan ekosistem dan ekonomi lokal |
Dengan kekompakan, keberanian bertindak, dan semangat gotong royong yang sangat mencolok, Pemdes Tanjungjaya telah membuka cakrawala baru. Pesan utama jelas: kehijauan bukan sekadar estetika, tetapi investasi hati dan masa depan untuk generasi setelah kita.
PIC GARUT Public Information Center Garut 