Trading Net89: Investasi Bodong yang Rugikan Ribuan Orang
Trading Net89 adalah salah satu kasus investasi bodong yang paling menghebohkan di Indonesia pada tahun 2022. Kasus ini melibatkan ribuan korban yang mengalami kerugian hingga triliunan rupiah.
Trading Net89 merupakan platform trading forex yang menawarkan keuntungan besar dengan modal yang relatif kecil. Platform ini menggunakan robot trading yang diklaim dapat menghasilkan keuntungan secara otomatis.
Namun, kenyataannya, Trading Net89 adalah sebuah investasi bodong. Robot trading yang ditawarkan oleh platform ini tidak memiliki efektivitas yang terbukti. Selain itu, platform ini juga tidak memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kasus Trading Net89 bermula pada bulan Agustus 2022, ketika Bareskrim Polri mulai melakukan penyelidikan terhadap platform ini. Polisi menemukan sejumlah kejanggalan, antara lain:
- Platform ini tidak memiliki izin dari OJK.
- Robot trading yang ditawarkan oleh platform ini tidak memiliki efektivitas yang terbukti.
- Platform ini menggunakan modus marketing yang tidak wajar, seperti janji keuntungan besar dengan modal kecil.
Pada bulan Desember 2022, Bareskrim Polri menetapkan sembilan tersangka dalam kasus Trading Net89. Dua tersangka, yaitu Andreyanto dan Anderson William, ditetapkan sebagai buron.
Sampai saat ini, kasus Trading Net89 masih dalam proses penyelidikan. Namun, korban dari kasus ini diperkirakan mencapai ribuan orang dengan total kerugian hingga triliunan rupiah.
Berikut adalah beberapa informasi tambahan terkait Trading Net89:
- Platform ini didirikan oleh Reza Paten, seorang pengusaha asal Cirebon, Jawa Barat.
- Platform ini mempromosikan diri melalui media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
- Platform ini menggunakan sejumlah tokoh publik, seperti Atta Halilintar, Taqy Malik, dan Mario Teguh, untuk mempromosikannya.
Kasus Trading Net89 menjadi pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia. Sebelum berinvestasi, masyarakat harus memastikan bahwa platform investasi tersebut memiliki izin dari OJK dan menggunakan metode yang wajar.