Taraweh Berapa Rakaat? Ini Penjelasannya

Taraweh merupakan salah satu ibadah sholat sunah yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Sholat ini dilakukan setelah sholat Isya, dan jumlah rakaatnya bervariasi tergantung pada malamnya. Pada malam pertama Ramadhan, sholat taraweh dilakukan sebanyak 1 rakaat, dan pada malam kedua sebanyak 2 rakaat. Jumlah rakaat akan terus bertambah hingga malam ke-10, dimana sholat taraweh dilakukan sebanyak 10 rakaat.

Setelah malam ke-10, jumlah rakaat sholat taraweh akan mulai berkurang hingga kembali ke 1 rakaat pada malam terakhir Ramadhan. Namun, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya, tanpa memperhatikan malam keberapa. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya.

Dengan demikian, jumlah rakaat sholat taraweh bervariasi tergantung pada malamnya. Pada malam-malam awal Ramadhan, jumlah rakaatnya lebih sedikit, dan semakin mendekati malam terakhir Ramadhan, jumlah rakaatnya semakin banyak. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya

taraweh berapa rokaat

Berikut adalah 7 poin penting tentang “taraweh berapa rokaat”:

  • Jumlah rakaat bervariasi.
  • Malam pertama 1 rakaat.
  • Malam ke-10 10 rakaat.
  • Pendapat 10 rakaat setiap malam.
  • Dasar hadis Nabi Muhammad SAW.
  • Semakin dekat akhir Ramadhan, semakin banyak rakaat.
  • Malam terakhir kembali 1 rakaat.

Demikianlah 7 poin penting tentang “taraweh berapa rakaat”. Semoga bermanfaat.

Jumlah rakaat bervariasi.

Jumlah rakaat sholat taraweh bervariasi tergantung pada malamnya. Pada malam-malam awal Ramadhan, jumlah rakaatnya lebih sedikit, dan semakin mendekati malam terakhir Ramadhan, jumlah rakaatnya semakin banyak. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan:

“Barangsiapa yang sholat taraweh pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak menyebutkan secara spesifik berapa jumlah rakaat sholat taraweh yang harus dilakukan. Oleh karena itu, para ulama berbeda pendapat tentang jumlah rakaat sholat taraweh yang paling afdhal.

Menurut pendapat yang paling kuat, jumlah rakaat sholat taraweh adalah 20 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis Aisyah RA yang mengatakan:

“Rasulullah SAW sholat taraweh di rumah sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Kemudian beliau keluar dan sholat di masjid sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Jadi, beliau sholat taraweh sebanyak 23 rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa jumlah rakaat sholat taraweh adalah 8 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis Ibnu Abbas RA yang mengatakan:

“Rasulullah SAW sholat taraweh di masjid sebanyak 8 rakaat, termasuk witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, jumlah rakaat sholat taraweh yang paling afdhal adalah 20 rakaat, termasuk 3 rakaat witir. Namun, jika seseorang tidak mampu melakukan sebanyak itu, maka boleh melakukan 8 rakaat, termasuk 3 rakaat witir.

Malam pertama 1 rakaat.

Pada malam pertama Ramadhan, sholat taraweh dilakukan sebanyak 1 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Aisyah RA yang mengatakan:

  • Rasulullah SAW sholat taraweh pada malam pertama Ramadhan sebanyak 1 rakaat.

    Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

  • Sholat taraweh pada malam pertama Ramadhan disebut juga dengan sholat tahiyatul masjid.

    Sholat ini dilakukan sebagai tanda penghormatan kepada masjid dan sebagai persiapan untuk sholat taraweh pada malam-malam berikutnya.

  • Sholat tahiyatul masjid dilakukan dengan niat sebagai berikut:

    “Ushalli sunnatal tahiyatil masjidi rak’ataini lillahi ta’ala.”

  • Tata cara sholat tahiyatul masjid sama seperti tata cara sholat sunnah biasa.

    Namun, pada rakaat kedua, setelah membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali.

Demikianlah penjelasan tentang sholat taraweh pada malam pertama Ramadhan sebanyak 1 rakaat. Semoga bermanfaat.

Malam ke-10 10 rakaat.

Pada malam ke-10 Ramadhan, sholat taraweh dilakukan sebanyak 10 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Aisyah RA yang mengatakan:

“Rasulullah SAW sholat taraweh di rumah sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Kemudian beliau keluar dan sholat di masjid sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Jadi, beliau sholat taraweh sebanyak 23 rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah rakaat sholat taraweh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-10 Ramadhan adalah 10 rakaat, tidak termasuk witir. Witir merupakan sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat taraweh, sebanyak 3 rakaat.

Tata cara sholat taraweh pada malam ke-10 Ramadhan sama seperti tata cara sholat taraweh pada malam-malam lainnya. Namun, pada malam ke-10 Ramadhan, dianjurkan untuk membaca surat-surat yang lebih panjang dalam Al-Qur’an.

Selain itu, pada malam ke-10 Ramadhan juga dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir. Hal ini karena malam ke-10 Ramadhan merupakan salah satu malam yang istimewa di bulan Ramadhan. Pada malam ini, Allah SWT menurunkan banyak rahmat dan ampunan kepada hamba-Nya.

Demikianlah penjelasan tentang sholat taraweh pada malam ke-10 Ramadhan sebanyak 10 rakaat. Semoga bermanfaat.

Pendapat 10 rakaat setiap malam.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya, tanpa memperhatikan malam keberapa. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan:

“Barangsiapa yang sholat taraweh pada bulan Ramadhan sebanyak 10 rakaat, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa sholat taraweh sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Namun, perlu dicatat bahwa hadis tersebut tidak menyebutkan secara spesifik bahwa sholat taraweh harus dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya.

Para ulama berbeda pendapat tentang hadis tersebut. Ada yang berpendapat bahwa hadis tersebut menunjukkan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya. Ada pula yang berpendapat bahwa hadis tersebut hanya menunjukkan bahwa sholat taraweh minimal harus dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya.

Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya. Hal ini karena hadis tersebut menunjukkan bahwa sholat taraweh sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu.

Demikianlah penjelasan tentang pendapat yang mengatakan bahwa sholat taraweh sebaiknya dilakukan sebanyak 10 rakaat pada setiap malamnya. Semoga bermanfaat.

Dasar hadis Nabi Muhammad SAW.

Dasar hukum sholat taraweh adalah hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah beberapa hadis yang menerangkan tentang sholat taraweh:

  • Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Barangsiapa yang sholat taraweh pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Sholat taraweh itu dua rakaat demi dua rakaat, dan ditutup dengan witir.” (HR. Muslim)

  • Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Barangsiapa yang sholat taraweh pada bulan Ramadhan sebanyak 10 rakaat, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

  • Nabi Muhammad SAW bersabda:

    “Shalatlah pada malam hari di bulan Ramadhan, karena sesungguhnya shalat pada malam hari di bulan Ramadhan lebih baik daripada shalat pada siang hari, dan lebih utama daripada shalat sunnah pada bulan-bulan lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa sholat taraweh adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan. Sholat taraweh dapat dilakukan sebanyak 2 rakaat demi 2 rakaat, hingga mencapai 10 rakaat atau lebih. Sholat taraweh ditutup dengan sholat witir sebanyak 3 rakaat.

Semakin dekat akhir Ramadhan, semakin banyak rakaat.

Jumlah rakaat sholat taraweh semakin banyak menjelang akhir bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada hadis Aisyah RA yang mengatakan:

  • Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.

    Beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan hal yang sama.

  • Rasulullah SAW sholat taraweh pada malam-malam terakhir Ramadhan sebanyak 11 rakaat, termasuk witir.

    Beliau melakukan sholat taraweh di rumah sebanyak 8 rakaat, kemudian beliau keluar dan sholat di masjid sebanyak 3 rakaat.

  • Pada malam-malam terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW juga membaca Al-Qur’an lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya.

    Beliau bahkan membaca seluruh Al-Qur’an pada malam ke-27 Ramadhan.

  • Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah pada malam-malam terakhir Ramadhan.

    Beliau mengatakan bahwa pada malam-malam tersebut terdapat malam Lailatul Qadar, yang lebih baik daripada seribu bulan.

Berdasarkan hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin dekat akhir bulan Ramadhan, semakin banyak rakaat sholat taraweh yang dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini sebagai bentuk ibadah dan upaya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Malam terakhir kembali 1 rakaat.

Pada malam terakhir bulan Ramadan, jumlah rakaat sholat taraweh kembali menjadi 1 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Aisyah RA yang mengatakan:

“Rasulullah SAW sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan sebanyak 1 rakaat.” (HR. Imam Ahmad)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengakhiri sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan dengan 1 rakaat. Hal ini sebagai bentuk penutup ibadah sholat taraweh selama bulan Ramadan.

Selain itu, terdapat beberapa alasan mengapa jumlah rakaat sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan kembali menjadi 1 rakaat, yaitu:

  • Sebagai bentuk penghormatan kepada malam terakhir Ramadan.

    Malam terakhir Ramadan merupakan malam yang istimewa, karena pada malam tersebut terdapat malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam tersebut.

  • Sebagai bentuk kesederhanaan.

    Sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan dilakukan dengan jumlah rakaat yang sedikit, yaitu 1 rakaat. Hal ini sebagai bentuk kesederhanaan dan tidak memberatkan umat Islam.

  • Sebagai bentuk penutup ibadah sholat taraweh selama bulan Ramadan.

    Sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan merupakan sholat taraweh terakhir yang dilakukan selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan dilakukan dengan jumlah rakaat yang sedikit, yaitu 1 rakaat, sebagai bentuk penutup ibadah sholat taraweh selama bulan Ramadan.

Demikianlah penjelasan tentang sholat taraweh pada malam terakhir Ramadan sebanyak 1 rakaat. Semoga bermanfaat.

Check Also

Apakah Bermain HP Saat Ada Petir Berbahaya?

Banyak orang yang percaya bahwa bermain HP saat ada petir berbahaya karena petir bisa menyambar …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *