Detak Jantung Mendadak Ngebut di Usia Muda? Waspadai SVT, Gangguan Irama Jantung yang Bisa Mengancam

Berikut mengenal SVT, gangguan irama jantung yang bisa dialami usia muda

Ilustrasi kesehatan jantung atau kesadaran kondisi medis

Pernahkah Anda tiba-tiba merasakan jantung berdetak sangat kencang, seolah ingin melompat keluar dari dada? Sensasi tak terduga ini mungkin disertai rasa pusing, napas tersengal, bahkan kecemasan yang luar biasa. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang masih belia, pengalaman ini bisa jadi merupakan episode dari Supraventricular Tachycardia (SVT), sebuah kondisi gangguan irama jantung yang mungkin belum banyak familiar, namun ternyata cukup umum dan bisa menyerang siapa saja, termasuk individu di usia muda yang tampak sehat.

Berbicara mengenai kesehatan jantung seringkali kita langsung terbayang pada risiko penyakit yang identik dengan usia lanjut atau gaya hidup tidak sehat seperti serangan jantung akibat penyumbatan. Namun, SVT hadir sebagai pengingat bahwa masalah irama jantung bisa terjadi karena faktor kelistrikan yang bermasalah sejak lahir atau berkembang pada usia muda, terlepas dari kebiasaan merokok atau pola makan buruk. Memahami SVT menjadi krusial, bukan untuk menakuti, melainkan untuk membekali diri dengan pengetahuan agar siap menghadapi atau setidaknya mengenali gejalanya, baik pada diri sendiri maupun orang-orang terdekat.

Artikel ini dirancang untuk membawa Anda menyelami lebih dalam tentang apa itu SVT, mengapa kondisi ini relevan bagi kaum muda, serta langkah-langkah praktis yang bisa diambil. Kami akan mengupasnya dengan gaya penyampaian layaknya seorang jurnalis yang berbagi informasi penting, dalam balutan bahasa yang formal namun tetap mudah dicerna, seolah sedang berbincang langsung dengan Anda.

Mengenal Lebih Dekat Apa Itu SVT

Supraventricular Tachycardia, atau disingkat SVT, adalah jenis takikardia, yang berarti denyut jantung yang cepat. Istilah “supraventricular” menunjukkan bahwa masalah irama ini berasal dari area di atas ventrikel (bilik bawah jantung), yaitu di atrium (bilik atas jantung) atau pada jalur listrik di antara atrium dan ventrikel (node AV). Berbeda dengan takikardia sinus yang merupakan peningkatan denyut jantung normal sebagai respons terhadap stres, olahraga, atau demam, SVT disebabkan oleh aktivitas listrik yang tidak normal di jantung.

Dalam kondisi normal, denyut jantung diatur oleh sinyal listrik yang berasal dari nodus SA (sinus node), yang sering disebut “pacu jantung alami” jantung. Sinyal ini kemudian merambat melalui atrium, melewati nodus AV (atrioventricular node), lalu menyebar ke ventrikel, menyebabkan jantung berkontraksi secara teratur. Pada individu dengan SVT, terdapat jalur listrik tambahan atau area yang firing (menyalakan sinyal listrik) secara tidak normal, menciptakan sirkuit listrik pintas atau aktivitas cepat yang mengambil alih kontrol irama jantung, menyebabkan jantung berdetak jauh lebih cepat dari normal.

Denyut jantung selama episode SVT bisa melonjak tiba-tiba, seringkali mencapai 150 hingga 250 denyut per menit, bahkan lebih tinggi lagi. Sebagai perbandingan, denyut jantung istirahat normal pada orang dewasa berkisar antara 60 hingga 100 denyut per menit. Lonjakan drastis ini terjadi secara mendadak dan bisa berhenti mendadak pula, durasinya bervariasi dari beberapa detik hingga jam.

Mengapa SVT Bisa Menyerang Usia Muda?

Salah satu alasan utama mengapa SVT sering dialami oleh individu di usia muda adalah karena penyebabnya seringkali berkaitan dengan struktur listrik jantung yang hadir sejak lahir. Beberapa jenis SVT, seperti AVRT (AV reciprocating tachycardia) yang melibatkan jalur listrik tambahan (accessory pathway), atau AVNRT (AV nodal reentrant tachycardia) yang melibatkan sirkuit listrik berulang di dalam atau di sekitar nodus AV, seringkali merupakan kondisi bawaan atau predisposisi genetik.

Jalur listrik tambahan ini mungkin tidak menimbulkan masalah selama bertahun-tahun dan baru aktif memicu episode SVT pada usia remaja atau dewasa muda. Pada banyak kasus, jantung secara struktural sehat; masalahnya murni terletak pada sistem kelistrikannya. Ini menjelaskan mengapa seseorang yang aktif, bugar, dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga pun bisa mengalami episode SVT secara tiba-tiba. Keberadaan jalur listrik tambahan atau kecenderungan membentuk sirkuit re-entry pada nodus AV ini bukanlah sesuatu yang “didapatkan” karena gaya hidup, melainkan sesuatu yang “dimiliki” sejak awal.

Selain itu, faktor hormonal, stres, kelelahan, atau konsumsi zat-zat stimulan yang lebih umum terjadi atau dieksplorasi pada usia muda (seperti kafein berlebihan, alkohol, atau obat-obatan tertentu) bisa menjadi pemicu munculnya episode pada individu yang memang memiliki kecenderungan SVT. Interaksi antara predisposisi kelistrikan jantung dan pemicu eksternal inilah yang seringkali manifestasi SVT pertama kali muncul pada fase kehidupan yang produktif dan penuh aktivitas ini.

Gejala dan Tanda SVT yang Perlu Diwaspadai

Gejala SVT seringkali dramatis dan sangat terasa, meskipun intensitasnya bisa bervariasi antar individu. Yang paling khas adalah onset dan penghentian yang tiba-tiba dari denyut jantung yang sangat cepat. Episode ini bisa datang tanpa peringatan dan berhenti sama mendadaknya.

Gejala umum yang sering dilaporkan meliputi:

1. **Palpitasi:** Sensasi jantung berdebar atau berdetak sangat kencang dan tidak beraturan. Ini adalah gejala paling dominan dan paling sering dilaporkan. Pasien mungkin merasa jantungnya “bergetar” atau “balapan”.

2. **Pusing atau Kepala Terasa Ringan:** Karena jantung memompa terlalu cepat, efisiensi pemompaan darah ke otak bisa menurun, menyebabkan sensasi pusing atau bahkan pandangan berkunang-kunang.

3. **Napas Tersengal atau Sesak Napas:** Jantung yang berdetak sangat cepat mungkin tidak mampu memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas.

4. **Nyeri atau Ketidaknyamanan di Dada:** Sensasi seperti tertekan atau nyeri tumpul di area dada bisa terjadi, mirip dengan nyeri dada pada kondisi jantung lainnya, meskipun penyebabnya berbeda.

5. **Kelelahan:** Setelah episode berhenti, penderita mungkin merasa sangat lelah atau lemas.

6. **Kecemasa

author avatar
Admin PIC Garut

About Admin PIC Garut

Check Also

Pemkab Garut Gelontorkan Dana Perbaikan 200 Rumah Tidak Layak Huni

Pemkab Garut Kucurkan Dana untuk Perbaiki 200 RutilahuKabar baik datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *