Pemkab Garut Jalin Kerja Sama Strategis dengan Jepang untuk Penyaluran Tenaga Kerja

Garut, Jawa Barat – Pemerintah Kabupaten Garut menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Kota Sue Machi Jepang dalam rangka penyaluran tenaga kerja. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di Ruang Pamengkang Pendopo Garut pada Senin (22/4/2024).

Kesepakatan ini diharapkan membuka peluang kerja bagi para pemuda di Kabupaten Garut, khususnya di sektor kesehatan. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Kabupaten Garut, Bambang Hafidz, menjelaskan bahwa Jepang saat ini memiliki kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, terutama di bidang kesehatan.

“Pihak Jepang bahkan telah menjalin kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) untuk merekrut tenaga kesehatan,” ujar Bambang.

Bambang berharap kerja sama ini dapat menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bekerja di Jepang. Ia juga menekankan pentingnya peran Balai Latihan Kerja (BLK) dalam meningkatkan kualitas SDM para tenaga kerja.

“Kita harap setiap tahun ada yang diberangkatkan untuk penyerapan tenaga kerja,” tuturnya. “Angkatan kerja kita setiap tahun lulusan SMA 60 ribu, kalau yang masuk ke kuliah paling 2 ribu, 3 ribu lah kalau semua. Sisanya tidak sekolah tidak kuliah.”

Walikota Sue Machi, Shuichi Hiramatsu, menyatakan ketertarikan pihaknya untuk bekerja sama dengan Garut. Ia melihat potensi besar dari para pemuda di Garut untuk bekerja di Jepang.

“Kerja sama ini tidak hanya mencakup penyaluran tenaga kerja, tetapi juga bidang kebudayaan, pariwisata, dan lainnya,” ungkap Hiramatsu.

Sebelum ke Garut, Hiramatsu telah mengunjungi beberapa daerah lain di Indonesia. Namun, antusiasme yang tinggi dari masyarakat Garut membuatnya terkesan dan memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Pemkab Garut.

“Kita berharap kerja sama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak,” kata Hiramatsu. “Kita ingin membantu para tenaga kerja dari Indonesia mendapatkan pekerjaan di Kota Sue Machi.”

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Garut, Muksin, mengungkapkan bahwa jumlah lapangan pekerjaan di Garut sangat terbatas. Hal ini menyebabkan angka pengangguran di Garut mencapai 7,3% atau sekitar 103 ribu orang.

“Salah satu strategi untuk membantu para tenaga kerja mendapatkan pekerjaan, khususnya di luar negeri, adalah dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan di BLK,” jelas Muksin.

Pihaknya berharap kerja sama ini dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Garut dan memberikan peluang yang lebih baik bagi para pemuda di Garut.

Setelah penandatanganan MoU, rombongan dari Pemerintah Kota Sue Machi Jepang melanjutkan kunjungannya ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Karsa Husada di Garut. Di sana, mereka berdiskusi dengan pihak STIKES tentang peluang kerja sama dalam bidang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.

Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara kedua belah pihak dan menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan di Jepang dan Indonesia.